Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 30 November 2021

ATLM DAN PELAYANAN TRANSFUSI DARAH

RESUME WEBINAR JANUARI 2021

Tema

: Profesi ATLM dalam pelayanan Transfusi Darah, Legalitas, Kompetensi dan Tantangan

Tanggal

: 23 Januari 2021

Nara sumber

:  dr. Muh Aditya, M. Biomed

dr. Srihartaty, M.Biomed

Lindawati, Amd.AK., S.KM

Penyelenggara

: DPC PATELKI Palembang

 

Assalamualaium warahmatullah wabarokatuh

Hi reader..

Bagaimana kabarnya?

Sehat wal afiat selalu dalam lindungan allah swt

Salam sejahtera bagi readers..

Selamat membaca dan semoga bermanfaat readers

            Transfusi darah adalah suatu tindakan pemindahan darah dari seorang donor ke resipien yang membutuhkan. Dokter kandungan pertama kali yang melakukan transfusi pada manusia untuk pengobatan perdarahan pasca melahirkan adalah James Blundell.

            Peraturan Pemerintah (PP) no.7 tahun 2011 mengatur tentang pelayanan darah. Pelayanan transfuse darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Unit Transfusi Darah yang selanjutnya disingkat UTD, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

ü  donor darah,

ü  penyediaandarah, dan

ü  pendistribusiandarah.

Bank Darah Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat BDRS, adalah suatu unit pelayanan di Rumah Sakit yang bertanggungjawab atas tersedianya darah untuk

ü  transfusi yang aman,

ü  berkualitas, dan

ü  dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

 

BDRS adalah Bank Darah Runah Sakit yang pada sistem pelayanan transfusi darah melakukan

ü  Rekrutmen donor

ü  Pengambilan darah

ü  Pengujian darah

ü  Pengolahan darah

ü  Penyimpanan darah

ü  Distribusi darah

ü  Sistem hemovigillance

ü  Pelatihan petugas

ü  Meningkatkan mutu

 

Sedangkan UTD (PMI / RS) adalah Unit Transfusi Darah yang terdapat di Instansi PMI atau RS, sistem pelayanannya meliputi

ü  Penyimpanan darah

ü  Uji Pra Transfusi

ü  Transportasi ( dari Darah ke Bangsal perawatan)

ü  Sistem hemovigillance

 

Peraturan Mentri Kesehatan (PMK) no. 83 tahun 2014 mengatur tentang UTD, BDRS, dan jejaring pelayanan transfusi darah. 

Berdasarkan PerMenKes no 83 tahun 2014, Pelayanan Transfusi Darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan bukan untuk tujuan komersial. Pelayanan transfusi darah meliputi pengarahan serta pelestarian pendonor darah, penyediaan  darah dan pendistribusian darah.

ATLM yang berada di pelayanan transfusi darah idealnya telah mengikuti pelatihan terlebih dahulu untuk mencegah timbulnya berbagai resiko. Pelatihan merupakan kegiatan yang menjadikan individunya kompeten dalam pelayanan. Dengan kompetennya individu dalam pelayanan  maka dia menjalankan tugas profesi secara legal. Pelatihan yang diselenggarakan sebaiknya memperhatikan prinsip Andragogy yaitu

ü  Selama pelatihan peserta berhak untuk didengarkan dan dihargai pengalamannya

ü  Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat (dlam konteks pelatihan)

ü  Tidak dipermalukan, dilecehkan dan diabaikan

Setelah mengikuti pelatihan, ATLM memiliki peran sebagai yang melaksanakan pelayanan darah di UTD setempat dengan peraturan yang berlaku. Funsi peran tersebut adalah

ü  Melakukan uji saring Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD)

ü  Melakukan uji pra transfusi

ü  Melakukan pengolahan komponen darah pendonor

ü  Melakukan penyimpanan dan distribusi darah

ü  Melakukan pelaporan kegiatan pelayanan darah di UTD

 

Menjadi perhatian dalam melakukan transfusi darah adalah IMLTD (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah) yaitu patogen yang dapat menyebabkan kondisi fatal, mengancam nyawa, atau sangat menurunkan kondisi yang potensial untuk ditransmisikan melalui darah diantaranya penyakit Hepatitis B, Hepatitis C dan penyakit HIV.

Saat melakukan transfusi diperlukan pemeriksaan kompabilitas pra transfusi dengan tujuan untuk memastikan ada tidaknya aloantibodi pada darah resipien yang akan bereaksi dengan darah donor saat ditransfusikan atau sebaliknya. 

Transfusi darah disimpan dalam kantong darah, kantong darah yang baik memiliki kriteria sebagai berikut

ü  Memenuhi syarat ijin dan persetujuan dari pemerintah

ü  Steril, tertutup, tidak ada perubahan wana antikoagulan, kemasan tidak cacat/ rusak

ü  Terdapat label pabrik meliputi nama bahan plastik kantong darah dan nama pabrik, terdapat nama komposisi dan antikoagulan, nomor batch

ü  Kemasan memiliki label tanggal kadaluarsa dan suhu penyimpanan

Ada dua alur distribusi darah yaitu sistem tertutup dan metode rantai dingin. Kedua alur tersebut merupakan sistem pelayanan darah yang berkualitas. Pelayanan dilakukan seluruhnya oleh petugas kesehatan dan UTD dengan memperhatikan suhu penyimpanan darah saat didistribusikan.

Pengawasan perlu dilakukan dalam pelayanan transfusi darah dengan tujuan sebagai Internal Quality Control. Secara khusus, Indikator untuk pengawasan mutu hasil pemeriksaan IMLTD (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah) yang berkelanjutan sehingga mutu disetiap UTD diseluruh Indonesia berjalan sesuai standart. Secara Umum, guna melihat alur pemeriksaan IMLTD (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah) yang sudah sesuai standart operasional prosedur (SOP) melalui monitoring hasil Pengawasan Mutu Internal.

Ada ilmu yang diaplikasikan dalam bidang pelayanan transfusi darah yaitu Imunohematologi dimana ilmu ini mempelajari tentang reaksi antigen (Ag) dan antibodi (Ab) pada sel darah khususnya sel darah merah. Konsep ilmu ini digunakan dalam pemeriksaan sebelum melakukan transfusi dan mendeteksi adanya reaksi transfusi yang ditandai adanya antibodi (Ab) terhadap sel darah.

 

Saya rasa cukup sekian rangkuman dari webinar kali ini readers.

Maaf atas segala kekurangan. Semoga bermanfaat readers.

Baca juga halaman – halaman saya yang lainnya readers J J

Terima kasih atas kunjungannya

 

 

D-DIMER PADA PASIEN COVID 19

 

RESUME WEBINAR OKTOBER 2021 D-DIMER

 

Tema

: D-Dimer pada pasien covid 19

Tanggal

: 23 oktober 2021

Nara sumber

:

Penyelenggara

: DPC PATELKI BEKASI

 

Assalamualaium warahmatullah wabarokatuh

Hi reader..

Bagaimana kabarnya?

Sehat wal afiat selalu dalam lindungan allah swt

Salam sejahtera bagi readers..

 

Sesuai judul di atas blog kali ini aku mau resume webinar analis kesehatan tentang D-Dimer pada pasien covid 19. D-dimer atau Fibrin Degradation Fragmen adalah suatu produk degradasi Fibrin yang dihasilkan setelah proses fibrinolisis. Tujuan pemeriksaan D-Dimer dilakukan untuk mendiagnosa suatu penyakit yang menyebabkan hiperkoagulabilitas yaitu suatu kecenderungan darah untuk membeku melebihi nilai normal dan mendeteksi keberadaan protein d-dimer dalam darah. Protein ini berfungsi untuk memecah darah yang membeku di pembuluh darah.

Seseorang dalam kondisi normal, d-dimer tidak akan terdeteksi. Pada tubuh sendiri ada sekitar 2 – 3% D-Dimer dalam plasma darah yang mengandung fibrinogen. Secara fisiologis di dalam tubuh  fibrinogen  diubah menjadi fibrin kemudian didegradasi. Bagian kecil dari D-Dimer dapat terdeteksi hanya sedikit kemudian melalui organ ginjal dan RES ( REticuloendothelial System) dilakukan klirensnya (pembuangan) dalam waktu 8 jam.

            D-Dimer dalam tubuh itu berarti ada bekuan darah di dalam tubuh, meski tidak diketahui lokasinya secara spesifik. Nilai normal yang digunakan pada kuantitatif panel D-dimer adalah 0,0 – 0,4 µg/mL, ada juga sumber yang menyatakan nilai normalnya berdasarkan jenis reagen yang digunakan, yaitu:

§  Vidas ELISA = 600 – 1200 ng FEU/mL

§  Innovance = 500 – 900 ng FEU/mL

§  Hemosil HS D-dimer = 250 – 450 ng FEU/mL

§  STA Liatest (Stago) = 700 – 1000 ng FEU/mL

Catatan : FEU = fibrinogen equivalent unit     1 µg = 1000 ng

Pada penderita covid-19, jumlah protein D-Dimer dapat meningkat secara signifikan ( > 2 ng/mL). Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imunitas atau badai sitokin yang memicu ketidak seimbangan antara pembentukan dan pemecahan bekuan darah. Semakin tinggi jumlah D-Dimer dalam darah, semakin besar pula risiko pasien covid-19 mengalami pengentalan atau penggumpalan darah.

Hal yang perlu diperhatikan pada pre – analitik spesifik pemeriksaan D-Dimer sebagai berikut

Ø  Pengambilan sampel

1.      Ukuran jarum sebaiknya gunakan spuit 3 cc

2.      Tidak dianjurkan menggunakan wing needle

3.      Bahan tabung penampung darah sebaiknya berbahan gelas/ plastik yang bersih

Ø  Antikoagulan sebaiknya gunakan heparin dan / edta dan serta koreksi faktor pengencerannya

Ø  Pemasangan tourniquet boleh dipasang  lebih lama

Ø  Proses sampel disentrifus dengan kecepatan 1500x selama 15 menit atau bisa lebih cepat yaitu 4500x selama 2 menit

Ø  Stabilitas sampel tes d-dimer pada suhu ruang <4 jam dan suhu beku 2-8ºc atau -60º sampai -80ºc tanpa ada efek beku cair. 

Metode yang dapat digunakan dalam pemeriksaan D-Dimer secara kuantitatif ada 3 yaitu

ü  POCT (Point Of Care Testing)/ Photometer

ü  ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent asSAy)

ü  CLIA (chemiluminescence immunoassay) 

Pelaporan satuan d-dimer ada berbagai macam, umumnya ada 4 macam yang digunakan yaitu ng/ml, g/ml, g/l, mg/ml. Ada 1 satuan yang direkomendasikan oleh si unit yaitu ng/ml (= µg/l).

 

Saya rasa cukup sekian rangkuman dari webinar kali ini readers. Maaf atas segala kekurangan.

Semoga bermanfaat readers.

Baca juga halaman – halaman saya yang lainnya readers J J

Terima kasih atas kunjungannya

 

Daftar Pustaka:

1.      Https://id.wikipedia.org/wiki/d-dimer diakses oktober 2021

2.      https://www.alomedika.com/efektivitas-ddimer-untuk-mengeklusi-venous-thromboembolism diakses oktober 2021

3.      https://www.virtualbooth.patelki.or.id/standard-f-d-dimer-fia/ diakses oktober 2021

 

Rabu, 24 November 2021

TES TBC DI TENGAH PANDEMI

RESUME WEBINAR JANUARI 2021

TEMA

: TATA LAKSANA PEMERIKSAAN MIKRO TB DALAM KONDISI PANDEMI COVID 19

TANGGAL

: 24 JANUARI 2021

NARA SUMBER

: ROSYE AROSDANI, Apip, dr.

HENI HANDAYANI, S.Si., M.KES

VITRI HADIYANI R, AMD.AK

DR. JULIANI SP.PK

PENYELENGGARA

: DPC PATELKI KOTA BANDUNG


ASSALAMUALAIUM WARAHMATULLAH WABAROKATUH

HI READERS, BAGAIMANA KABARNYA?

SEHAT WAL AFIAT SELALU DALAM LINDUNGAN ALLAH SWT

SALAM SEJAHTERA FOR MY BELOVED READERS..

 

SESUAI JUDUL DI ATAS BLOG KALI INI AKU MAU RESUME WEBINAR ANALIS KESEHATAN TENTANG TATA LAKSANA PEMERIKSAAN MIKRO TB DALAM KONDISI PANDEMI COVID 19. PERMENKES NO 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS PASAL21 YAITU PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH WAJIB MENJAMIN KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PENANGGULANGAN TBC UNTUK MENDUKUNG :

O     PENGEMBANGAN DIAGNOSTIK;

O     PENGEMBANGAN OBAT;

O     PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN SURVEILANS

O     PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO.

 

            TBC TIDAK HANYA MENYERANG PARU TAPI SEKITAR 85% TBC BANYAK MENYERANG PARU PADA MANUSIA DAN 15% NYA MENYERANG SELAIN PARU YAITU

o  TULANG

o  GINJAL

o  USUS

o  OTAK, DLL

TUBERKULOSIS ADA YANG AKTIF DAN TBC LATEN

TB AKTIF

TB LATEN

·  TB AKTIF DAN BERKEMBANG BIAK DI  DALAM TUBUH BERGEJALA

·  M.TB HIDUP TAPI  TIDAK TUMBUH DI  DALAM TUBUH

 

·  MENULAR DAPAT  MENYEBABKAN  KEMATIAN JIKA TIDAK  DITERAPI

·  TIDAK MEMBUAT  SAKIT (TIDAK ADA  GEJALA)

 

 

·  TIDAK MENULAR.

 

·  DAPAT MENJADI TB AKTIF.

 

 

PADA TBC PARU DAN COVID YANG SAMA MENYERANG PARU PARU ADA PERBEDAAN CARA PENULARAN, BERIKUT PENJELASANNYA

TBC

COVID 19

      TRANSMISI AIRBORNE

      TRANSMISI DROPLET DAN KONTAK

      PASIEN  BATUK, BERSIN, BERTERIAK, MENYANYI  MTB DALAM DROPLET NUCLEI TETAP  ADA DI UDARA, TERHIRUP DAN ORANG DAPA TTERINFEKSI

      AGP BISA TRANSMISI AIRBORNE

 

      KONSENTRASI DI UDARA MENURUN  BILA VENTILASI RUANGAN BAIK DAN  TERKENA SINAR MATAHARI

 

      MENGHIRUP DROPLET PASIEN COVID 19 ATAU  MENYENTUH PERMUKAAN BENDA MATI  YANG TERKONTAMINASI  DROPLET, MENTRANSMISIKAN DENGAN  TANGAN MENYENTUH MATA, HIDUNG DAN  MULUT

 

      TERHIRUP DROPLET DIUDARA SAAT ADA  TINDAKAN YAN GBERPOTENSI MENIMBULKAN AEROSOL

 

SELAIN PERBEDAAN, ADA BEBERAPA PERSAMAAN DARI KLINIS TB DAN COVID 19, YAITU

TBC

COVID 19

      GEJALA KLINIS MIRIP

      GEJALA KLINIS BISA MIRIP

      BATUK 2 MINGGU, DEMAM, SESAK, KERINGAT MALAM, PENURUNAN BB

      BATUK, DEMAM, SESAK, ANOSMIA, AGEUSIA, GANGGUAN PERUT

         ONSET LEBIH LAMA, DALAM BEBERAPA BULAN

         ONSET CEPAT, DALAM 1 - 2 MINGGU

 

         SPUTUM : PRODUKTIF, KADANG BERDARAH

         BATUK KERING

 

         SESAK TERJADI PADA FASE LANJUT

         SESAK : AWAL SETELAH ONSET

 

         RO : INFILTRATE, CAVITAS

         RO : GGO (GROUND GLASS OPACITY)

 

ADA JUKNIS PELAYANAN TBC SELAMA PANDEMI DEMI KESELAMATAN NAKES TERUTAMA PETUGAS PELAYANAN LABORATORIUM 

            PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TUBERKULOSIS PADA PANDEMI INI LEBIH DITEGASKAN LAGI AGAR DIRI INI ( PETUGAS LABORATORIUM) BISA MEMINIMALISIR
PENULARAN PENYAKIT DARI SAMPLE PASIEN. BERIKUT PROTOKOL TENTANG PELAYANAN TBC SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 : LAYANAN LABORATORIUM

O     PETUGAS YANG MELAKUKAN TINDAKAN YANG MEMUNGKINKAN TERJADINYA AEROSOL DI LABORATORIUM HARUS DILENGKAPI DENGAN


TATA LAKSANA PEMERIKSAAN TUBERKULOSIS DALAM KONDISI PANDEMI COVID-19

O  TIDAK DIANJURKAN UNTUK MENGIRIM PASIEN SECARA LANGSUNG KE FASKES LAIN UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM DIAGNOSTIK TB.

O     DIPERHATIKAN PULA SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM YANG IDEAL SESUAI STANDART



 

 

 

 

 

 

 

 

 

O     SDM TENAGA LABORATORIUM JUGA PERLU DIPERHATIKAN MENGINGAT MENINGKATNYA JUMLAH PASIEN DAN PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM SESUAI STANDART


BERIKUT PEMERIKSAAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENDETEKSI TUBERKULOSIS, YAITU

         MENGUKUR RESPON ADANYA M.TB (SISTEM IMUN) –  ATB DAN LTB

         SECARA LANGSUNG MELIHAT ADANYA M.TB -- ATB

         MELIHAT KERUSAKAN YANG DISEBABKAN OLEH M.TB -- ATB

 

            PEMERIKSAAN UNTUK MELIHAT RESPON TUBUH ADANYA  Mycobacterium TB (SISTEM IMUN) ADALAH DENGAN MELAKUKAN TES IGRA (INTERFERON GAMMA RELEASE ASSAY) MELALUI TES DARAH UNTUK MELIHAT SECARA LANGSUNG KEBERADAAN M.TB. TES IGRA BERTUJUAN UNTUK MEMERIKSA INTERFERON GAMMA (IFN-g) YAITU PROTEIN YANG DIHASILKAN TUBUH SAAT TERINFEKSI M.TB. APABILA IFN-g TERDETEKSI MAKA M.TB ADA DI DALAM TUBUH PENDERITA.

SALAH SATU JENIS METODENYA TES T-SPOT.TB SEBAGAI ALAT DETEKSI YANG LEBIH SUPERIOR  SENSITIVITAS DAN SPESIFISITASNYA YAITU MELALUI TEKNOLOGI ELISPOT  DENGAN MENGISOLASI, MENCUCI, DAN MENGHITUNG JUMLAH BAKTERI. METODE INI BELUM MASUK PROGRAM PENGANGGULANGAN TB DI PEMERINTAH INDONESIA SALAH SATUNYA KARNA HARGA YANG CUKUP TINGGI DAN BUKAN UNTUK PEMERIKSAAN SKRINING. METODE INI SUDAH DIREKOMNDASIKAN OLH WHO DAN MENJADI PEDOMAN KLINISI UNTUK TERAPI PASIEN TB.

 

BERIKUT INI GAMBARAN PROSES PEMERIKSAAN T-SPOT TB


SAMPEL DARAH SETELAH DI AMBIL SEBAIKNYA SEGERA DITANGANI. SAMPEL STABIL KURANG DARI 8 JAM. HASIL TES IGRA DIBACA DENGAN INTERPRESTASI HASIL

O     POSITIF (TERINFEKSI MTB)

O     NEGATIF (TIDAK TERPAPAR MTB)

O  INDETERMINATE ( TIDAK BERHASIL MENENTUKAN TERINFEKSI ATAU TIDAK).

 

SAYA RASA CUKUP SEKIAN RANGKUMAN DARI WEBINAR KALI INI READERS. MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN. SEMOGA BERMANFAAT READERS.

BACA JUGA HALAMAN – HALAMAN SAYA YANG LAINNYA READERS J J

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

 

 






CEK POSTINGAN TERBARU

REVIEW PENGOBATAN KUTU DAN SAKIT TELINGA KUCING

Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh  Hi reader.. Bagaimana kabarnya? Sehat wal afiat selalu dalam lindungan allah swt Salam seja...