Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 21 Maret 2017

HYMENOLEPIS NANA PADA FELIS SILVESTRIS CATUS ATAU FELIS CATUS LIAR

INFEKSI HYMENOLEPIS NANA PADA FELIS SILVESTRIS CATUS ATAU FELIS CATUS LIAR SECARA LANGSUNG DENGAN PENGECATAN EOSIN 2%

INFECTION HYMENOLEPIS NANA IN  FELIS SILVESTRIS CATUS OR FELIS CATUS DIRECTLY WITH EOSIN 2% STAINING

Mar’atus Sholihah, Amd. AK
Laboratorium Klinik Pratama Harapan Ibu Jl. Raya Kabuh-Tapen No. 04, Jombang, Jawa Timur, telp. 087752558185

ABSTRAK
            Infeksi gastrointestinal dapat disebabkan oleh golongan parasit seperti Hymenolepis nana dari golongan cestoda. Tidak hanya manusia tapi hewan juga dapat terinfeksi, misalnya felis catus atau kucing. Banyak infeksi parasit yang dapat menyerang felis catus diantaranya golongan cestoda seperti Echinococcus Multilocularis, Diphyllidium caninum dan Diphyllobothrium mansoni. Hymenolepis nana bukan termasuk yang menginfeksi felis catus karna hospes Hymenolepis nana adalah tikus dan manusia dan tidak menutup kemungkinan untuk menyerang kucing. Infeksi cacing ini terjadi tanpa memerlukan hospes perantara. Hospes  yang terinfeksi akan mengeluarkan proglotid bersama tinja atau keluar secara spontan lewat anus yang menyebabkan gatal sehingga felis catus lebih sering menggaruk bagian anusnya. Cara penularan telur parasit dari hospes yaitu menetas dan mengkontaminasi lingkungan termasuk felis catus liar yang berbaur dengan alam tanpa halangan. Infeksi dari cacing ini tidak menimbulkan gejala pada hospesnya kecuali jumlah yang terlalu banyak dan menempel di dinding usus halus akan menyebabkan iritasi dan felis catus akan mengalami muntah. Dengan memeriksa proglotid yang keluar bersama telur-telurnya dibawah mikroskop akan menegakkan identifikasi parasit yang menginfeksi felis catus liar tersebut.
Kata kunci: Felis catus, Hymenolepis nana.

ABSTRACT
            Gastrointestinal infections can be caused by parasites such as Hymenolepis nana  from the class of Cestoda. Not only humans but animals can also be infected, for example felis catus or cat. Many parasitic infections that can attack felis catus such as class Cestoda Echinococcus Multilocularis, Diphyllidium caninum and Diphyllobothrium mansoni. Hymenolepis nana is not included infecting the host felis catus because  host of Hymenolepis nana is mice and humans and it is possible to attack a cat. This worm infections occur without requiring an intermediate host. Infected host would issue a joint proglotid with  faeces or pull out spontaneously through the rectum which causes itching so felis catus more often scratching the rectum. Modes of transmission of the parasite from the host is egg hatched and contaminate the environment, including wild felis catus mingle with nature without a hitch. Infections of this worm causes no symptoms in the host unless the amount is too much and on the walls of the small intestine will cause irritation and felis catus experience vomiting. with examining the proglotid put out  together with the eggs under a microscope will enforce the identification of parasites that infect wild felis catus.
Keywords: Felis catus, Hymenolepis nana.



Pendahuluan
Terdapat felis catus liar berjenis kelamin jantan (A) dan betina (B) yang berada di lingkungan klinik harapan ibu. Pada jum’at pagi tanggal 26 Agustus 2016 pukul 09:54 felis catus liar A (berwarna orange) masuk mengunjungi ruang laboratorium. felis catus liar tersebut hanya berkeliling mengelilingi lab sambil meraung. Tidak menunjukkan hal-hal yang aneh dan mencurigakan kemudian secara tidak sengaja ketika ekornya disibakkan ke atas spontan dari anusnya keluar proglotid cacing. Sedangkan pada felis catus liar B (berwarna hitam) masuk ke ruang laboratorium juga tanpa menunjukkan gejala apapun akan tetapi secara tidak sengaja dari anus felis catus B spontan mengeluarkan proglotid cacing juga yang terjatuh ke lantai. Proglotid-proglotid yang keluar tersebut diteliti secara langsung di bawah mikroskop oleh staf laboratorium.

METODE
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Klinik Pratama Harapan Ibu pada bulan September 2016. Sampel yang diteliti adalah jenis felis catus liar yang mengeluarkan proglotid dari anusnya. Kemudian proglotid diperiksa dengan menggunakan larutan eosin 2% dengan tujuan untuk memberikan warna pada telur parasit. Alat yang digunakan mikropipet 50µ, lidi, obyek glass, cover glass, pinset dan mikroskop. Prosedur kerjanya adalah proglotid yang keluar dipindahkan dengan pinset ke atas obyek glass kemudian ditetesi dengan eosin 2% secukupnya lalu ditutup dengan cover glass untuk selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 40x.



Hasil Pemeriksaan
a.      Makroskopis
proglotid hymenolepis nana

proglotid Hymenolepis nana di atas Obyek glass setelah diwarnai Eosin

b. Mikroskopis

proglotid hymenolepis nana di bawah mikroskop 
dengan lensa obytektif perbesaran 40x

telur hymenolepis nana di bawah mikroskop 
dengan lensa obytektif perbesaran 40x

telur hymenolepis nana di bawah mikroskop 
dengan lensa obytektif perbesaran 40x
    

Pembahasan
Infeksi golongan cestoda dari Hymenolepis menyebabkan himenolepiasis. Spesies parasit ini ditemukan pertama kali di usus halus seorang anak kecil asli kairo oleh Bilharz pada tahun 1851. Hospesnya manusia dan tikus. Siklus hidup Hymenolepis  penyebarannya melalui telur yang masuk ke mulut tidak menutup kemungkinan juga dapat menyerang felis catus yang umumnya sangat akrab dengan tikus. Di Indonesia spesies ini ditemukan di daerah dengan iklim panas. (Sutanto dkk, 2013. Hal. 91)
Panjangnya 25-40 mm dan lebarnya 1 mm. ukuran strobila biasanya berbanding terbalik dengan jumlah cacing yang ada dalam hospes. Skoleks berbentuk bulat kecil, memiliki 4 buah batil isap, rostellum yang pendek dan berkait-kait. Telur keluar dari proglotid distal yang hancur. Telur berbentuk lonjong, berukuran 30-47µ, mempunyai lapisan yang jernih dan lapisan dalam yang mengelilingi onkosfer. Dalam onkosfer terlihat jelas memiliki 3 pasang kait yang berbentuk lanset. (Sutanto dkk, 2013. Hal.91)
Cacing dewasa hymenolepis nana berukuran 2,5cm, skoleks kecil, strobilanya terdiri dari ±2000 proglotid dan ke posterior semakin lebar. Skoleksnya memiliki 4 batil isap dan rostelum kecil yang berkait-kait. Proglotid gravid membentuk trapezium dan mengandung 80-180 butir telur. Telur Hymenolepis nana berukuran ±47x37µ, berbentuk bulat atau bujur, memiliki dinding vagian luar dan dinding bagian dalam yang terdiri atas dua kutub yang masing-masing terdiri dari 4-8 filamen halus, berembrio heksakan. (Prianto dkk, 2015, hal. 78)
Habitat Hymenolepis nana pada 2/3 atas ileum dengan  scolex terbenam didalam mukosa usus. Bagian leher Hymenolepis nana panjang dan kurus. Proglottid matang lebarnya ±4x panjang porus genitalis unilateralBerbentuk oval atau bulat dengan ukuran 47 x 37 mm, memiliki 2 membran yang melindungi embrio heksakan didalamnya. (Pedoman Praktikum Parasitologi, 2014, hal. 25)
Menurut Aronital (2014, hal. 03) ukuran cacing Hymenolepis nana memiliki panjang 15-40 mm dengan ketebalan sebesar 1mm, ukuran telurnya 30-47µm. setiap proglotid dewasa Hymenolepis nana tersusun atas dua alat kelamin yaitu jantan dan betina yang lengkap, sehingga cacing kelas cestoda ini tergolong sebagai cacing yang hermafrodit.
Cacing ini tidak perlu hospes perantara untuk menginfeksi inangnya. Yang perlu deperhatikan dari infeksi Hymenolepis nana pada felis catus A dan B adalah kontak langsung dengan tikus melalui tangan ke mulut setelah memangsa tikus yang terinfeksi atau terkena kotoran yang dikeluarkan oleh hospes tikus sehingga ketika felis catus A dan B membersihkan bagian-bagian tubuh  terutama bagian kaki dengan mulutnya dan atau langsung dari mulut ke anusnya sehingga pada saat itulah terjadi auto infeksi. Telur yang keluar dari hospes apabila secara tidak sengaja tertelan kembali, maka telur akan menetas di usus halus menjadi larva yang akan masuk ke selaput lendir usus halus menjadi larva sistiserkoid, kemudian larva keluar ke rongga usus dan menjadi dewasa kurang lebih dalam waktu 2 minggu.
Parasit golongan cestoda memiliki bentuk tubuh panjang dan pipih menyerupai pita. Oleh karena itu cacing golongan ini disebut juga cacing pita. Morfologi cacing pita terdiri dari skolek, leher dan strobila. Strobila dari tubuh cacing pita adalah bagian badan yang terdiri dari segmen-segmen yang disebut proglotid. (Parasitologi kedokteran, 2013, hal. 224)
Proglotid tersebut ketika sudah masak akan melepaskan diri dari strobila satu persatu atau secara berkelompok. Proglotid tersebut akan bergerak sampai beberapa inci setiap jamnya sampai mendekati anus atau dikeluarkan bersama tinja dari felis catus. Proglotid juga biasanya melekat pada bulu disekitar anal bahkan terjatuh di tempat kucing itu duduk atau tidur. (Yuniarti dan Lukiswanto, 2013) dan setiap proglotid yang keluar akan membawa 80-180 butir telur bersamanya. 
Pada felis catus A dan B yang tidak sama sekali menunjukkan gejala tetapi sampai terbitnya jurnal ini keduanya tetap masih mengeluarkan proglotid-proglotid tersebut. Karna proglotid yang keluar melalui anusnya akan menyebabkan gatal dan tentunya felis catus akan menggaruk bagian tempat keluar atau jatuhnya proglotid bersama telur-telurnya tadi sehingga telur tertelan kembali oleh hospes dan siklus hidupnya akan berulang kembali.
Di Indonesia kasus hymenolepiasis masih mendapatkan perhatian yang sedikit karena jumlah kasus yang   jarang ditemukan. Tapi dengan adanya catatan ini hendaknya mulai di waspadai untuk penularan selanjutnya. Terutama anak–anak dibawah 15 tahun yang rentan kontak dengan tanah, setelah dari tempat buang air atau langsung dari anus ke mulut, kurangnya kesadaran untuk membiasakan cuci tangan dengan sabun dan kebersihan kuku yang kurang diperhatikan. Merupakan sarana mudah tak terlihat dari telur mengingat siklus hidupnya yang langsung menularkan dari tangan ke mulut.
Pengobatan untuk kasus hymenolepiasis baik pada hewan atau pada manusia telah ditetapkan oleh Kepmenkes No.424/2006 hanya dengan prazikuantel atau niklosamid. Prazikuantel adalah obat cacing yang berspektrum luas terhadap trematoda dan cestoda baik untuk manusia maupun hewan. Khasiat kesembuhannya mencapai 96%. Di Zimbabwe dengan pemberian dosis tunggal 15mg/kg berat badan efektif mengobati 84% anak-anak yang terinfeksi. (Anorital, 2014. Hal. 43)
Pada kasus yang dilakukan oleh Yuniarti dan Lukiswanto (2013, hal. 54) pada felis catus Ocha yang terinfeksi cestoda telah diberikan terapi drontal tablet yang terdiri dari 2 jenis obat yaitu praziquantel dan pyrantel. Praziquantel bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas otot pada cacing dengan kadar efektif terendah untuk menghilangkan ion Ca intrasel sehingga cacing terlepas dari dinding usus. Pada dosis yang tinggi cacing akan bervakuolisasi dan vesikulasi sehingga cacing keluar dan dapat menyebabkan kematian pada cacing. Pyrantel merupakan garam tak larut dan tidak dapat diserap secara baik oleh saluran pencernaan sehingga akan menyebabkan hambatan depolarisasi neuromuscular dan menyebabkan paralisa spastik pada cacing.
Kesimpulan
Infeksi Hymenolepis nana yang hospes hewannya adalah tikus kini telah menyerang felis catus. Diagnosa tersebut dapat ditegakkan dengan sebenar-benarnya jika dapat mengidentifikasi secara benar dengan ditemukannya telur yang keluar bersama proglotid dari hospes.
Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium untuk mengidentifikasi keberadaan telur dalam proglotid sangat membantu penegakan diagnosis. Bahwa dua ekor felis catus liar A dan B kemungkinan besar menderita infeksi Hymenolepis nana.
Daftar pustaka
Anorital. 2014. Kajian penyakit Hymenolepis nana. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbangkes. Jakarta
Prianto, Tjahaya dan Darwanto. 2015. Atlas Parasitologi Kedokteran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Sutanto, Ismid, Sjarifuddin dan Sungkar. 2013. Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Yuniarti dan Lukiswanto. 2013. Infeksi Dipyllidium caninum Pada Kucing. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya

DIKTAT. 2014. Pedoman Praktikum Parasitologi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Negri Jendral Soedirman. Purwokerto.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CEK POSTINGAN TERBARU

REVIEW PENGOBATAN KUTU DAN SAKIT TELINGA KUCING

Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh  Hi reader.. Bagaimana kabarnya? Sehat wal afiat selalu dalam lindungan allah swt Salam seja...