AEDES AEGEPTI DAN VIRUS
Siapa Aedes aegepti
dan bagaimana sifatnya?
Aedes aegypti
merupakan animalia dari kelas insecta yang tergolong dari genus Aedes. Nyamuk
Aedes aegepti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus. Ciri nyamuk
Aedes aegepti memiliki tubuh yang lebih kecil daripada nyamuk rumah, berwarna
hitam kecoklatan, tubuh dan tungkainya ditutuli sisik bergaris putih keperakan.
Nyamuk Aedes
aegepti suka tinggal dilingkungan manusia. Nyamuk ini sangat menyukai tempat
yang teduh dan lembab, di semak – semak, suka pakaian berwarna gelap,
beristirahat di pakaian yang bergelantungan. Nyamuk Aedes aegepti akan
meletakkan telur telurnya di genangan air yang bening, jernih dan tidak terusik
Apa hubungan
Aedes aegepti dengan virus? Dan apa saja jenis virus yang dibawa olehnya?
Nyamuk Aedes
aegepti merupakan dalang dari penularan dan penyebaran penyakit yang disebabkan
oleh virus. Jenis virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepti adalah virus
chikungunya, virus DBD dan virus Zika.
Kenapa Aedes aegepti
mudah membawa virus?
Nyamuk Aedes aegepti
yang membawa virus adalah yang biasanya menggigit darah manusia bervirus.
Jantan dan betina Aedes lebih sering nyamuk betina yang menggigit manusia
dengan tujuan untuk mendapatkan asupan
protein dan nutrisi lainnya yang diperlukan untuk proses pematangan telur
telurnya. Nyamuk Aedes jantan hanya mengambil nutrisi makanannya melalui
nektar tumbuh tumbuhan. 
Jadi setelah
nyamuk Aedes betina mengigit seseorang yang telah terjangkit virus DBD,
virusnya akan berada di kelenjar liurnya selama 8 – 10 hari kemudian baru
ditularkan melalui gigitan berikutnya pada tubuh manusia. Pada manusia virus
memerlukan waktu berkembang selama 4 – 6 hari untuk kemudian menimbulkan sakit.
Sejak kapan Aedes
aegepti membawa virus Chikungunya, DBD dan Zika ke Indonesia?
| 
   
Epidemiologi 
 | 
 ||
| 
   
Chikungunya 
 | 
  
   
DBD/ DHF 
 | 
  
   
Zika 
 | 
 
| 
   
Masuk di Indonesia pada tahun 1973. Dilaporkan pertama kali
  di Samarinda kemudian menjangkit Kuala tungkal, Martapura,Ternate dan
  Yogyakarta pada tahun 1983. Pada tahun 1999 menjangkit Muara Enim. Menjangkit
  Aceh dan Bogor tahun 2001.  
KLB pernah terjadi di Muara
  Enim, Sumatra Selatan, Aceh dan Bogor sepanjang tahun 2001. 
 | 
  
   
Masuk di Indonesia pada tahun 1969. Dilaporkan pertama kali
  di Jakarta. Jauh hari sebelumnya, istilah DBD telah dikenal di Indonesia
  sejak 1779. Sampai skarang DBD memiliki sifat endemic. KLB mulai terjadi pada
  tahun 2007 di DKI Jakarta. 
 | 
  
   
Awalnya menyerang monyet
  Maccaca.  
Menjangkit Brazil bulan Mei 2015 dan di Jambi sudah ditemukan warga yang terjangkit virus
  zika pada akhir tahun 2015.  
 | 
 
Sudah banyak kah
kasus Chikungunya, DBD dan Zika di Indonesia?
| 
   
Kasus Aedes aegypti 
 | 
 ||
| 
   
Chikungunya 
 | 
  
   
DBD/ DHF 
 | 
  
   
Zika 
 | 
 
| 
   
Chikungunya
  berjangkit lagi di Bekasi, Purworejo dan Klaten Jawa tengah tahun 2002. Di
  tahun 1973 selain kasus pertama di Samarinda juga ada kasus di Jakarta. Sejak Januari hingga Februari 2003,
  kasus chikungunya dilaporkan menyerang Bolaang Mongondow, Sulut (608 Orang),
  Jember (154 orang ), dan bandung (208 orang ). Jumlah kasus chikungunya yang
  terjadi Sepanjang tahun 2001-2003
  mencapai 3. 918 kasus tanpa kematian (Laras, 2005).  
Pada tahun 2008
  terjadi kejadian KLB chikungunya di Jawa Tengah, yang ditemukan di 98 desa/
  kelurahan. Angka
  kejadian ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2007),
  ditemukan kasus KLB chikungunya di 85 desa/ kelurahan. Selain itu, terdapat
  17 kabupaten di jawa tengah yang menjadi endemis chikungunya yakni Kota Semarang,
  Kabupaten Semarang, Grobogan, Kudus Pekalongan, Kota Pekalongan, Banyumas,
  Banjar Negara, Purbalingga, Purworejo, Kebumen, Sukoharjo, Boyolali,
  Karanganyar, Sragen dan Wonogiri.  
Kabupaten
  Sukoharjo merupakan salah satu daerah yang dinyatakan endemis chikungunya. Di
  tahun 2011 terjadi ditahun 2012 dan 2013 kasus turun dan naik lagi di tahun
  2014. Chikungunya meningkat lagi di tahun 2016 (Dinkes Sukoharjo, 2016)
  berdasarkan 
Data sekunder
  puskesmas Mojolaban pada 13 Juni 2016
  menunjukkan bahwa jumlah penderita chikungunya mencapai 65 penderita. Kasus
  di temukan di 3 desa yakni Desa Klumprit (25 Penderita), Desa Demakan (15
  Penderita) dan Desa Sapen (26 Penderita). 
Pada Juli 2018 KeMenKes turut memberantas
  wabah chikungunya di kecamatan Limo kabupaten Depok karena telah menyerang
  warga Meruyung RW 05 sebanyak 70 warga. RW 06 ada 30 warga jadi total 100
  warga. (republika.id) 
 | 
  
   
Jumlah
  kasus DBD Sejak perama kali masuk ke Indonesia sampai saat ini selalu ramai
  dipebincangkan setiap musimnya.  
Di
  beberapa propinsi, DBD pernah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun
  1998 dan 2004 yang menyebabkan 79.480 orang penderita dan 800 orang lebih
  meninggal (Kusriastuti, 
2010). 
Pada
  tahun-tahun selanjutnya 
memang
  dilaporkan terjadi penurunan dalam kasus kematian tetapi perlu diketahui
  bahwa jumlah kasus terus bertambah. Pada tahun 2008, tercatat sebanyak
  137.469 kasus dan kematian 
1.187
  orang. Pada 2009, sebanyak 154.855 kasus dan kematian 1.384 orang
  (Kusriastuti, 2010). 
Pada IncidenceRate (IR) untuk setiap 100 ribu penduduk
  pada setiap provinsi pada 2016. Terdapat tujuh (7) provinsi memiliki
  IR di atas seratus atau rawan 
terjadi
  kasus DBD. Ke-tujuh provinsi tersebut adalah Bali (484), Kalimantan Timur
  (306), DKI Jakarta (198.7), DI Yogyakarta (167.9), Kalimatan Utara (158.3),
  Sulawesi Tenggara (123.3) dan Kalimantan Selatan (101.1). IR terendah dicapai
  oleh propinsi Papua (11.8) dan Kalimantan Barat (12.1) (Sumber data Ditjen P2P Kemenkes RI, 2017, Sumber 
gambar:
  Yostan Absalom Labola). 
Dinas Kesehatan Tuban menyatakan pada tahun 2018 kasus DBD
  sebanyak 153 kasus. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang
  hanya 72 kasus (Surya.co.id). di Manado Dinkes mencatat sampai bulan November
  2018 terdapat 7 kali kasus DBD di daerah 
  Bolaang Mogondow Selatan. Pada Januari 2019 sudah ada 67 kasus DBD di
  Sulawesi Utara dan 3 diantaranya meniggal dunia sebelumnya pada tahun 2018
  telah tercatat sebanyak 1.713 kasus DB dengan meninggal dunia sebanyak 24
  kasus  (TribunManado.co.id).  
 | 
  
   
Setelah virus
  zika pada menjangkiti seorang warga Jambi akhir tahun 2015, sampai saat ini
  belum ada laporan kasus dari virus tersebut. 
Hal ini diketahui dari Lembaga
  Biologi Molekuler Eijkman (LBME) yang telah meneliti 103 sampel darah tetapi
  hanya ada 1 yang terjangkit virus zika. Menurut ketua LBME (Amien Soebandrio)
  seseorang yang pernah berkontak dengan virus zika melalui gigitan nyamuk
  (Aedes aegypti) tetapi orang tersebut tidak sampai terjangkit zika berarti
  antibodi seseorang tersebut kebal dan menjadi penangkal bagi virus yang baru
  masuk.  Peneliti luar negri yang pernah
  melakukan uji kekebalan  silang  menemukan fakta bahwa antibodi penangkal
  virus zika dapat terbentuk dari proteksi silang dengan virus DBD karena virus
  tersebut dibawa oleh nyamuk yang sama dan berasal dari gen virus yang sama
  yaitu flaviridae. 
Inilah alasan kenapa virus zika
  di Indonesia hanya sedikit kasus. 
 | 
 
Apakah ada
perbedaan GEJALA dari Chikungunya,
DBD dan Zika jika telah menyerang manusia?
| 
   
Gejala Aedes aegypti 
 | 
 ||
| 
   
Chikungunya 
 | 
  
   
DB/DBD/ DHF 
 | 
  
   
Zika 
 | 
 
| 
   
Gejala pada anak kecil demam
  disertai mata memerah dan flu.  
Gejala khas tiba tiba demam (
  bahkan selama 5 hari) disertai rasa pegal – pegal, ngilu dan sakit pada
  tulang – tulang.  
Pada anak yang lebih besar bias
  terjadi pembesaran kelenjar getah bening. 
Pada orang dewasa selain nyeri yang dominan seluruh tubuh yang
  kaku dan lemas seperti lumpuh (biasanya disebut flu tulang).  
Terkadang penderita akan merasa
  mual sampai muntah. 
 | 
  
   
Tanda
  atau gejala DB tidak spesifik (khusus). Gejala yang terjadi yaitu hanya nyeri kepala, atau nyeri perut hebat
  disekitar ulu hati, ditandai dengan demam tinggi terus menerus selama 2-7
  hari; pendarahan diatesis seperti uji tourniquet positif, trombositopenia
  dengan jumlah trombosit <150 .000="" akibat="" dan="" darah.="" kebocoran="" pembuluh="" peningkatan="" permeabilitas="" plasma="" span="">150> 
Terdapat 4 tahapan derajat keparahan
  DBD yaitu derajat I dengan tanda terdapat 
demam disertai gejala tidak khas dan
  uji torniket  positif, derajat II yaitu
  derajat I ditambah ada perdarahan spontan di kulit 
atau perdarahan lain, derajat III yang
  ditandai adanya kegagalan sirkulasi yaitu 
nadi cepat dan lemah serta penurunan
  tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi 
yaitu sistolik menurun sampai <80 akral="" berat="" dan="" dengan="" derajat="" di="" dingin="" ditandai="" gelisah="" iv="" kulit="" lembab="" mmhg="" mulut="" pasen="" sekitar="" serta="" sianosis="" span="" syok="" tampak="" yang="">80> 
(profound shock) yaitu nadi
  tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. 
 | 
  
   
gejala khas adalah mata tampak
  merah meradang (konjungtivitis) dikarenakan peradangan selaput mata ole virus
   
tetapi gejala awal yang nampak
  setelah terserang virusnya tidak berbeda dengan DBD, penderita akan mengalami
  demam selama seminggu disertai nyeri kepala, nyeri sekujur otot dan sendi.  
 | 
 
Bagaimana DIAGNOSA dari Chikungunya, DBD dan
Zika?
| 
   
Diagnose 
 | 
 ||
| 
   
Chikungunya 
 | 
  
   
DBD/ DHF 
 | 
  
   
Zika 
 | 
 
| 
   
Setelah mengetahui gejala
  klinis, dokter akan memastikan dengan Melakukan pemeriksaan laboratorium antara
  lain pemeriksaan serum netralisasi (uji serum yang sering digunakan untuk
  mendeteksi antibodi antigen), pemeriksaan IgG/IgM anti chikungunya dan
  pemeriksaan Hi (haemaglutinasi inhibisi dimana adanya aglutinasi menandakan kehadiran
  virus yang dideteksi), enzyme-linked assay immunosorbent
  (ELISA)
  dan polymerase chain reactions (PCR).  
 | 
  
   
Setelah melakukan pemeriksaan,
  dokter akan meminta melakukan pemeriksaan laboratorium yang sangat diperlukan
  seperti: 
pemeriksaan darah lengkap meliputi hemoglobin, hematokrit dan jumlah trombosit 
Pemeriksaan imunoserologi meliputi
  IgG dan IgM Dengue.  
Selain pemeriksaan laboratorium
  dokter akan meminta pemeriksaan USG.  
 | 
  
   
dokter akan meminta melakukan
  pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan virus RT- PCR.  
 | 
 
Bagaimana PENGOBATAN Chikungunya, DBD dan Zika?
| 
   
Pengobatan 
 | 
 ||
| 
   
Chikungunya 
 | 
  
   
DBD/ DHF 
 | 
  
   
Zika 
 | 
 
| 
   
Pengobatan yang diberikan
  bisanya meliputi: 
รผ 
  Pengobatan
  suportif 
รผ 
  Analgesik 
รผ 
  Infus
  ( bila diperlukan)  
NOTE: 
Belum
  ada vaksin  
 | 
  
   
Persiapan obat-obatan meliputi: 
·        
  Antipiretik 
·        
  Antikonvulsan
   
·        
  Antibiotik 
·        
  Kortkosteroid
  ( untuk kasus khusus) 
·        
  Infus
  ( bila diperlukan) 
·        
  Oksigen
   
NOTE: 
Belum
  ada vaksin 
 | 
  
   
Cukup beristirahat di tempat
  tidur, pemberian infuse, obat antipanas-antinyeri,  
ร 
  Belum
  ada vaksin untuk pencegahan virus zika 
 | 
 
Adakah DAMPAK yang ditimbulkan oleh ketiga
virus ini?
| 
   
Epidemiologi 
 | 
 ||
| 
   
Chikungunya 
 | 
  
   
DBD/ DHF 
 | 
  
   
Zika 
 | 
 
| 
   
Berdampak kelumpuhan sementara,
  Nyeri berkelanjutan walau telah sembuh dari demam. Komplikasi dapat terjadi
  diantaranya komplikasi Sindrom Guillain-Barre yaitu melemahkan system saraf
  tepi (Syaraf anggota gerak tubuh), Retinitis (Radang retina mata) dan Miokarditis
  (Radang otot Jantung).   
 | 
  
   
Dapat mengakibatan kematian
  pada kasus perdarahan akibat kebocoran plasma dan penurunan tekan darah yang
  drastic.  
 | 
  
   
Dampak buruk pada ibu hamil
  yang terjangkit virus zika adalah dapat menyebabkan kecacatan kepala
  (mikrocefalus) dan otak pada janin.  
Pada kasus lainnya dapat muncul
  komplikasi Sindrom Guillain-Barre yaitu melemahkan system saraf tepi (Syaraf
  anggota gerak tubuh) dan sekelomok gangguan autoimun lainnya.  
 | 
 
Bagaimana cara PENCEGAHAN agar tidak tertular virus
virus tersebut?
Upaya pencegahan
3 penyakit virus yang bersumber dari nyamuk yag sama adalah  penting
bagi masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin,
menggunakan obat/lotion anti nyamuk pada jam jam saat nyamuk menggigit ( pukul
09.00 – 10.00, dan 16.00 – 17.00), melakukan abatisasi (memberi obat abate
dalam bak mandi), tidur dalam kelambu, pasang kawat anti nyamuk, yang paling
utama adalah 3M (Menguras bak mandi atau membuang air tergenang, Mengubur barang
yang tidak terpakai dan Menutup air air yang terbuka) karena ini adalah upaya
dini dalam menjaga kebersihan yang sangat dekat dan ada disekitar kita setiap
hari guna memutus rantai perkembang biakan nyamuk, terakhir fogging (tetapi
saat ini nyamuk telah kebal dari dosis obat semprot).
Daftar pustaka:
1.      Hendrawan
nadesul, dr. 2016. Kiat Mengalahkan Demam Berdarah dan Virus Zika. Kompas,
Jakarta
2.      Irianto,
Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Alfabeta,
Bandung
3.      Agustine
dan Eram. 2017. Analisis Faktor Intrinsik Dan Ekstrinsik Kejadian
Penyakit Chikungunya. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
4.      Labola, Yostan A. 2018. Daerah Rawan
Kasus Demam Berdarah di Indonesia. https://www.researchgate.net/publication/322714675_Daerah_Rawan_Kasus_Demam_Berdarah_di_Indonesia
5.       Subangkit dan Maha, Masri
Sembiring. 2014. Manifestasi Klinis
Infeksi Virus Chikungunya pada Kejadian Luar Biasa di Indonesia.
https://media.neliti.com/media/publications/75680-ID-manifestasi-klinis-infeksi-virus-chikung.pdf

