Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 10 Maret 2014

Makalah Parasit Malaria....

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang Masalah
     Penyakit malaria yang mewabah telah diketahui bahwa penyebabnya adalah melalui gigitan nyamuk, tapi pengetahuan tersebut hanya berhenti sampai diketahui tersangkanya saja, bahkan tidak semua tahu kenapa dari gigitan tersebut dapat menyebabkan malaria pada manusia?
     Oleh karena itu untuk mengetahui seluk beluk penyakit malaria terdapat bidang pengetahuan yang mengupas tuntas  masalah tersebut yaitu “parasitologi”.
     Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang organisme yang hidup pada organisme lain ( hospes ) di permukaan atau di dalam tubuhnya dengan maksud mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidup dari hospesnya untuk kelangsungan hidupnya, hingga hospes tersebut dirugikan.
     Dan parasitologi yang membahas tentang nyamuk penyebab penyakit malaria adalah kelas protozoa spesies sporozoa yang terdiri dari empat anggota yaitu plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae dan plasmodium ovale.

1.2.            Rumusan Masalah
     1.2.1. Apa definisi sporozoa?
     1.2.2 . Ada berapa anggota spesies sporozoa?
     1.2.3. Apa saja yag termasuk anggota sporozoa?
     1.2.4. seperti apa morfologi serta daur hidup sporozoa?
     1.2.5. Apa saja penyebab klinik bila terinfeksi oleh anggota sporozoa?
1.3.            Tujuan
     1.3.1. Untuk mengetahui penyebab penyakit malaria.
     1.3.2. Untuk menambah wawasan tentang timbulnya penyakit malaria. 
     1.3.3. Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah parasitologi.
1.4.         Manfaat
     1.4.1. Untuk diri penulis pribadi.
      1.4.2. Untuk para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Sporozoa
      Sporozoa (yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista         uniseluler atau bersel satu.

      Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
     Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat farasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.


2.2. Morfologi Sporozoa
1. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.

2. Mempunyai spora berbentuk lonjong. 
3. Ukuran spora : 8 – 11 mikron pada dinding kitin.

4. Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior

5. Dari depa ujung anterior sama dengan lebar posterior.
6. Dinding katub tidak jelas.


2.3. Struktur Anatomi Tubuh.
       Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang – kadang terdapat kait pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.
2.4. Jenis – Jenis Sporozoa
     Terdapat empat macam jenis sporozoa, diantaranya adalah
1.      Plasmodium
2.      Suctoria
3.      Eimeria
4.      Isospora
Dan yang akan saya bahas di makalah ini adalah spesies yang menyebabkan penyakit  malaria yaitu plasmodium

2.5. Plasmodium
2.5.1. Jenis – Jenis Plasmodium
             Terdapat empat (4) macam jenis plasmodium, yaitu :
a)      Plasmodium falciparum.
b)      Plasmodium vivax.
c)      Plasmodium malariae.
d)     Plasmodium ovale.
2.5.2. Nama penyakit Plasmodium
    Nama penyakit akibat terinfeksinya plasmodium dibedakan berdasarkan  jenis plasmodium yang menginfeksi :
a)      Plasmodium falciparum.
Nama penyakitnya adalah falsiparum atau malaria tropika atau malaria tersiana maligna.
b)      Plasmodium vivax.
menyebabkan penyakit malaria vivaks yang disebut juga malaria tersiana.
c)      Plasmodium malariae.
 menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana, karena serangan demam berulang pada tiap hari ke 4.
d)     Plasmodium ovale.
Nama Penyakitnya disebut malaria ovale.
2.5.3. Distribusi ( penyebaran ) Plasmodium
   Penyebaran nyamuk plasmodium berbeda – beda, berikut negara – negara yang menjadi tempat hidup plasmodium :
a)      Plasmodium falciparum.
Ditemukan di daerah tropik terutama di Asia dan Afrika Tenggara. Di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan.
b)      Plasmodium vivax.
 Ditemukan di daerah subtropik seperti korea selatan, cina, mediterania timur, turki, eropa ( musim panas ), amerika selatan dan utara. Di daerah tropik ditemukan di Asia Timur ( Cina, daerah mekong), dan selatan ( Srilanka dan India), Filiphina, wilayah Pasifik ( Papua Nugini, kep. Soloman & Vanuatu.), di Afriika terutama bagian Barat dan Utara, di Indonesia ditemukan diseluruh kepulauan.
c)      Plasmodium malariae.
ditemukan di daerah tropik, tetapi frekuensinya cenderung rendah. Di Afrika di bagian barat dan utara. Di Indonesia dilaporkan di Papua Barat, Nusa Tenggara Timur ( termasuk timur leste ) dan Sumatra Selatan.
d)     Plasmodium ovale.
Daerah utama yang terdapat P. Ovale adalah di daerah tropik Afrika bagian Barat, Pasifik Barat dan di Indonesia terdapat di Pulau Owi (sebelah selatan Biak di Irian Jaya) serta di pulau Timor.
2.5.4. Daur Hidup ( siklus hidup ) Plasmodium.
     Siklus hidup plasmodium keseluruhan prosesnya sama yang membedakan hanya waktu terinfeksinya saja. Siklus hidup plasmodium terdiri dari dua fase, yaitu :
ร˜  Fase Aseksual ( di luar tubuh nyamuk / di hospes [ manusia ]
 Dalam siklus ini masih dibagi lagi dalam empat tahap (4), yaitu :
a)      Skizogoni preeritrositik
 Melalui gigitan nyamuk anopheles, sporozoit plasmodium akan memasuki jaringan sel – sel parenkim hati dan berkembang biak. Pada plasmodium vivax tahap ini berlangsung selama 8 hari, P. Falciparum selama 6 hari, dan P. Ovale selama 9 hari, sedangkan pada P. Malariae sukar untuk ditentukan.
b)      Skizogoni eksoeritrositik
Dapat juga disebut local liver cycle yang menghasilkan parasit aseksual yang menyebabkan kekambuhan ( relaps ) pada semua plasmodium kecuali plasmodium falciparum.
c)      Skizogoni eritrositik
Proses ini terjadi di dalam sel darah merah ( eritrosit ). Pada P. Vivax, P. Falciparum dan P. Ovale  berlangsung selama 48 jam, sedangkan pada P. Malariae berlangsung selama 72 jam.
Prosesnya akan membentuk stadium trofozoit, schizont, dan merozoit yang mulai dijumpai hari ke – 12 setelah terinfeksi untuk P. Vivax, pada P. Falciparum dijumpai pada hari ke – 9 setelah terinfeksi. Dan pada tahap ini sel eritrosit akan pecah dan menyebabkan demam pada penderita malaria.
d)     Gametogoni
 Sebagian merozoit akan berubah menjadi gametosit. Gametosit terbentuk di dalam eritrosit yang terdapat didalam kapiler – kapiler limpa dan sumsung tulang. Gametogoni berlangsung selama 96 jam dan hanya hanya gametosit matang yang ditemukan di darah tepi penderita. 
ร˜  Fase Seksual ( di dalam tubuh nyamuk ).
Berlangsung pada Hospes definitif yaitu nyamuk Anopheles. Apabila Mikrogametosit dan makrogametosit yang terhisap oleh nyamuk bersama darah manusia akan membentuk gamet dan akhirnya membentuk sporozoit yang infektif  bagi manusia.
Gametosit yang dibutuhkan sebanyak 12 parasit gmtst∕ml ltr darah, sehingga dari satu mikrogametosit akan terbentuk 4 – 8 mikrogamet, sedangkan dari 1 makrogametosit akan terbentuk 1 makrogamet.
Dari makro dan mikogamet akan membentuk zigot, lalu dalam waktu 24 jam akan membentuk ookinet menembeu dinding lambung nyamuk membentuk ookista. Ookista matang akan pecah mengeluarkan sporozoit. Sporozoit akan memasuki klenjar ludah nyamuk sehingga nyamuk anopheles akan menjadi vektor malaria yang infektif.





Gbr. 01. Siklus hidup plasmodium.

2.5.5. Morfologi Plasmodium
     Satu spesies plasmodium bukan berarti memiliki morfologi dan bentuk yang sama, tetapi empat (4) jenis plasmodium memiliki bentuk yang berbeda – beda, berikut penjelasannhya :
a)      Plasmodium falciparum.
*      Skizon preerositik berisi 40.000 merozoit   yang berukuran 60 mikron x 30 mikron. Yang ditemukan pada hari ke 4 setelah terinfeksi.
*      Bentuk trofozoit muda berbentuk cincin mempunyai inti dan tampak sebagian sitoplasma parasit berada di bagian tepi eritrosit.
*      Gametosit memiliki bentuk yang khas seperti pisang atau bulan sabit. Dengan ukuran panjang gametosit lebih besar dari ukuran lebarnya.
            
Gbr 02. Tropozoit P. Falciparum.          Gbr 03. Schizons P. Falciparum
Gbr 04. Gametosit P. Falciparum
b)      Plasmodium vivax.
·         Skizon preeritrositik berisi sampai 12.000 merozoit yang berukuran sekitar 42 mikron.
·         Trofozoit muda mula – mula berbentuk cincin yang mengandung bintik – bintik basofil, kemudian tumbuh menjadi trofozoit berbentuk amuboid yang mengandung bintik – bintik schuffner  ( schuffner dots ).
·         Bentuk gametositnya lonjong atau bulat,   mengandung bintik – bintik schuffner  di dalam eritrosit yang membesar ukurannya.
     
Gbr 05. Tropozoit P.vivax               Gbr 06. Schizons P.vivax
Gbr. 07 gametosit P.vivax.
c)      Plasmodium malariae.
§  Skizonnya berukuran sekitar  mikron, dengan susunan beraturan dan mengisi penuh eritrosit yang terinfeksi. Bentuk skizonnya mempunyai merozoit  yang berjumlah 8 buah dengan bentuk roset.
§  Trofozoit  mudanya berbentuk cincin, pada trofozoit lanjut bentuk khasnya seperti pita.
§  Gametosit berbentuk bulat atau lonjong dengan tidak merubah ukuran eritrosit.
   
Gbr 08. Tropozoit P. Malariae              Gbr 09. Schizons P.Malariae
Gbr 10. Gametosit P. Malariae
d)     Plasmodium ovale.
·         Skizon preeritrositik berisi 15.000 merozoit berukuran 75 × 45 mikron
·         Bentuk trofozoit memiliki bintik schuffner dan pigmen.
·         Skizonnya berukuran 6 mikron
·         Bentuk gametositnya lonjong.
   
Gbr 11. Tropozoit P. Ovale        Gbr 12. Schizont P. Ovale
Gbr 13. P. Ovale

2.5.6. Patologi dan Gejala Klinik
Patologi dan gejala klinik adalah gejala yang timbul akibat gigitan nyamuk dan manusia terinfeksi oleh plasmodium :
a)       Plasmodium falciparum.
Masa tunas intrinsik malaria falsiparum berlangsung  9 – 14 hari. Penyakitnya mulai dengan nyeri kepala, punggung, dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan. Demam mungkin tidak ada atau ringan dan penderita k tampak sakit, diagnosis pada stadium ini tergantung dari anamnesis riwayat beperian ke daerah endemi malaria.
b)      Plasmodium vivax.
Masa tunas intrinsik biasanya berlangsung 12 – 17 hari, tetapi ada beberapa strain plasmodium vivax yang masa tunasnya 6 – 9 bulan  atau mungkin lebih lama. Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodomal : sakit kepala, nyeri punggung, mual dan malaise umum.  Komplikasinya dapat berupa gangguan pernafasan, gagal ginjal ikterus, anemia berat, ruptur limpa, kejang yang disertai gangguan kesadaran.
c)      Plasmodium malariae.
Masa inkubasi pada infeksi plasmodium malariae barlangsung selama 18 hari dan kadang – kadang 30 – 40 hari. Gambaran klinis pada serangan pertama mirip P. Vivax. Parasit P. Malariae cenderung menghinggapi  eritrosit yang lebih tua yang jumlahnya hanya 1% dari total eritrosit. P. Malariae merupakan plasmodium yang dapat menyebabkan kelainan ginjal yang bersifat menahun dan progresif dengan gejala lebih berat.
d)     Plasmodium ovale.
Gejalanya mirip dengan P. Vivaks,  Penyerangannya sangat hebat tetapi  penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnya lebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah.

2.5.7. Diagnosis.
Untuk mengetahui apakah hospes [ manusia ] tersebut terinfeksi malaria ataukah tidak, dapat didiagnosa melalui ditemukannya plasmodium berupa trofozoit atau gametosit pada sediaan darah tepi yang tipis serta dipulas dengan giemsa.

2.5.8. Pengobatan.
     Setelah diketahui hasil dari diagnosis, langkah selanjutnya adalah penentuan obat. Pada setiap stadium infeksi memiliki pengobatan yang berbeda :
a)      Plasmodium falciparum.
Diberikan drug of choice kombinasi artemisinin, seperti artesunat dengan dosis 4 mg∕kgbb∕hari selama 3 hari, dan amodiakuin basa dengan dosis 10 mg∕kgbb∕hari selama 3 hari pula. Bila gagal berikan kombinasi kina berdosis 3× 10 mg ∕kgbb∕hari dan dioksisiklin dengan dosis 100 mg∕hari, masing – masing selama 7 hari.
b)      Plasmodium vivax.
 Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adl dgn pngobatan radikal yang ditujukan terhadap stadium lain yang berada di eritrosit.
c)      Plasmodium malariae.
 Dengan memberikan klorokuin basa yang akan mengeliminasi semua stadium di sirkulasi darah.
d)     Plasmodium ovale.
Pengobatannya adalah dengan memberikan obat klorokuin serta primakuin, amodiakuin, kuinin, dan meflokuin.















BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bahawa penyebab terjangkitnya malaria adalah gigitan nyamuk anopheles. Skizon yang dilepaskan oleh nyamuk anopheles akan mengembara di hati manusia dan akan menjadi gametosit yang berkembang di sel eritrosi manusia sehinnga menyebabkan manusia yang terinfeksi mengalami gejala seperti sakit kepala, sakit punggung, mual, diare atau bahkan demam.

3.2. Saran
Dianjurkan untuk menjaga kebersihan seperti melakukan 3M yaitu Menata, Menguras, dan Menguras untuk mencegah tumbuhnya telur atau bahkan larva nyamuk. Apabila telah terlanjur terjangkit malaria maka segera berobat.



















DAFTAR PUSTAKA
1)       Akbar, Soedarto, 2012. Protozoologi Kedokteran, Karya Putra Darwati, Jawa Barat.
3)      URL : http://koleksitugasan.blogspot.com/2012/05/parasitologi-morfologi-p-         falciparum-p.html
4)      URL : http://alzyress.wordpress.com/2012/07/10/rangkuman-parasitologi-helmintologi-protozoologi/

Makalah Leukosit

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang Masalah
     Darah adalah matrik cairan dan merupakan jaringan pengikat terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas (Bryon and Doroth, 1973). Darah terdiri dari komponen cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma yaitu sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel yang mengangkut oksigen, leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh dan trombosit yaitu sel yang berperan dalam homeostasis (Frandson, 1986).
     Sel darah putih atau Leukosit merupakan " bala tentara" kita. Tugasnya melindungi tubuh agar tahan menghadapi serangan kuman, entah itu virus, bakteri, atau sejenisnya.Pendek kata leukosit berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari manusia tidak luput dari serangan berbagai macam kuman pembawa bibit penyakit. Beruntung, tidak setiap serangan tersebut bisa merobohkan tubuh, berkat pasukan tempur yang selalu siap melawan kuman. Pasukan tempur itu adalah sel darah putih yang dikenal dengan sebutan leukosit.
     Sebagai gambaran, luka akibat goresan merupakan pintu masuk bagi kuman. Nah, di daerah luka itulah sel darah putih akan berkumpul dan berperang melawan kuman hingga tuntas. Bagian tubuh yang luka seringkali tampak merah dan membengkak serta seringkali mengeluarkan nanah. Itu merupakan efek dari peperangan kuman melawan sel darah putih.
     Jika sel darah putih menang, kuman akan hilang dan tubuh kembali normal. Sebaliknya, jika sel darah putih kalah, diperlukan obat-obatan dari luar untuk membantu sel darah putih melawan kuman. Bisa dibayangkan betapa pentingnya sel darah putih dalam tubuh kita.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksut dengan leukosit?
2.      Berapa nilai normal leukosit di dalam tubuh manusia?
3.      Seperti apa leukosit dan bagian – bagiannya?
4.      Bagaimana proses pembentuka leukosit?
5.      Apa saja jenis leukosit?
6.      Apa sih fungsi leukosit?
7.      Faktor apa saja yang mempengaruhi tidak normalnya leukosit?
8.      Bagaimana cara kita mengontrol leukosit?
9.      Seperti apa pemeriksaan dan perhitungan leukosit?

C.     Tujuan
1.      Sebagai tugas mata kuliah praktikum hematologi
2.      Sebagai pengetahuan tentang leukosit lengkap.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi leukosit.
     Leukosit adalah bagian dari darah yang berwarna putih dan merupakan unit mobil dari sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi yang terdiri dari granuler dan agranuler. Dimana granuler meliputi basofil, eosinofol, neutrofil batang dan neutrofil segmen. Sedangkan agranuler meliputi limfosit, monosit dan sel plasma ( Junqueira dan Carneiro, 1991).

B.     Kadar normal leukosit.
     Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700 (Frandson, 1992). Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leucopenia.
C.     Pembentukan leukosit.
     Untuk terbentuknya leukosit terdapat proses terjadinya pembentukan leukosit tersebut, terdapat dua proses pembentukan leukosit, yaitu :
a.       Granulopoeisis
     Perkembangan granulopoeisis dimulai dengan keturunan pertama dari hemositoblas yang dinamakan myeloblas, selanjutnya berdeferensiasi secara berturut – turut melalui tahap , promyelosit, myelosit, metamyelosit batang dan segmen.




b.      limfopoesis    
     limfosit juga berasal dari sel induk yang potensial seperti sel induk limfosit yang selanjutnya dengan pengaruh unsur – unsur epitel jaringan limfoid akan berdeferensiasi menjadi limfosit.
D.    Jenis – jenis leukosit.
    Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:
·         Basofil
·         Eosinofil
·         Neutrofil.
 dan dua jenis lain tanpa granula dalam sitoplasma:
·         Limfosit
·         Monosit.

Tipe

Gambar

Diagram
%  dalam tubuh manusia

Keterangan


Neutrofil





65%
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.


Eosinofil





4%
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.


Basofil





< 1%
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.


Limfosit














25%
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
  • Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
  • Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) serta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
  • Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.


Monosit








6%
Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.

Makrofag









Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.

E.     Fungsi leukosit.
     Sel darah putih mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu :
a.       Fungsi defensif : mempertahankan tubuh terhadap benda - benda asing termasuk kuman penyebab infeksi .
b.      Fungsi reparatif : memperbaiki atau mencegah kerusakan terutama kerusakan vaskuler. Leukosit yang memegang peranan adalah basofil yang menghasilkan heparin. Sehingga pembentukan trombus pembuluh – pembuluh darah dapat dicegah. ( Anonim, 1989 ).  
      Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:
-.  Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan.
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi "jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.

F.      Faktor leukosit abnormal.
      Kadar sel darah putih atau leukosit yang terlalu tinggi atau leukositosis, bisa mengindikasikan:
* Naiknya produksi leukosit guna melawan infeksi.
* Reaksi obat-obatan.
* Penyakit pada sumsum tulang, sehingga produksi leukosit menjadi abnormal.
* Gangguan sistem imun.
Pemicu spesifik yang meningkatkan kadar sel darah putih, yaitu:
* Leukemia limfositik akut/ kronis.
* Leukemia myelogenous akut/ kronis.
* Alergi parah.
* Obat kortikosteroid dan epinefrin.
* Campak.
* Infeksi bakteri.
* Infeksi virus
* Rematoid artritis.
* Penyakit TBC.
* Batuk rejan.
* Kerusakan jaringan, misalnya akibat luka bakar.
* Stress psikis dan fisik.
* Merokok.

Sementara kadar sel darah putih bisa juga turun di bawah normal ( kurang dari 3.500 sel per mikroliter darah) karena :
* Infeksi virus.
* Kelainan kongenital yang terkait dengan fungsi sumsum tulang.
* Kanker.
* Gangguan autoimun.
* Obat-obatan yang merusak sel darah putih
Pemicu spesifik yang menurunkan leukosit :
* Alergi berat.
* Anemia aplastis.
* Kemoterapi.
* Obat-obatan antibiotik, diuretik, dan prednison.
* HIV/AIDS.
* Hipertiroid.
* Penyakit infeksi.
* Penyakit lupus
* Terapi radiasi.
* Rematoid artritis.
* Kekurangan vitamin.              
G.    Pemeriksaan hitung jumlah leukosit.
     Hitung jumlah leukosit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan dengan cara mesin ( elektrik ). Menghitung jumlah leukosit baik dengan cara manual atau elektrik kedua – duanya sama – sama memiliki kebaikan dan kekurangan.
      Kebaikan menggunakan cara manual adalah
1. harga alatnya ( mikroskop ) murah
2. melatih mata untuk selalu teliti
3. tidak bergantung mesin.
     Kekurangan menggunakan cara manual adalah
Membutuhkan waktu yang lama untuk menghitung. Jadi, ketika mata lelah dapat menghasilkan jumlah hitung leukosit yang salah.
      Kabaikan menggunakan mesin adalah
Dalam proses perhitungannya cepat. Sehingga analis dapat menghasilkan pemeriksaan yang banyak.
    Kekurangan menggunakan mesin adalah
Alat mesin yang mahal, sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan setiap waktu alat harus dikalibrasi agar hasilnya selalu tepat.
     Pada perhitungan sel darah dengan menggunakan alat, alat yang digunakan adalah :
1.      Mikroskop → alat ini digunakan untuk menemukan fokus dan untuk melihat objek yang diteliti melalui lensa okuler dengan fokus yang ditetapkan dengan lensa objektif.

mikroskop 3

2.      Kamar hitung improved neubeur beserta penutupnya ( cover glass ).
Alat ini diletakkan di stage mikroskop di bawah lensa okuler untuk diamati.


Berikut ini adalah hasil dari pemeriksaan dibawah mikroskop pada perbesaran
2.1. 10 ×

     Larutan yang digunakan untuk menghitung jumlah leukosit manual adalah
1.      Larautan Turk,
Larutan ini mengandung asam asetat 2%, ditambah gentian violet 1% sehingga menghasilkan warna ungu muda. Penambahan gentian violet bertujuan untuk membari warna pada leukosit.larutan ini bersifat memecah eritrosit dan trombosit tetapi tidak sampai memecah leukosit.
2.      HCL
     Merupakan suatu larutan pengencer yang bagus untuk mengerjakan angka leukosit, karena larutan ini bekerja dengan cepat dan cukup untuk menghemolisiskan semua eritrosit yang tidak bernukleus. ( Gandra Soebrata, 2006 ).

H.    Sumber kesalahan pada hitung sel.
a.       Tahap pra-instrumentasi
1.      Puasa
Dua jam setelah makan 800 kalori volume plasma akan meningkat, sebaliknya setelah gerak badan volume akan berkurang. Perubahan volume plasma tersebut akan menyebabkan perubahan jumlah sel/ml darh maupun susunan plasma.    
2.      Obat
Penggunaan obat – obatan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi.
3.      Posisi waktu pengambilan
Seperti perubahan posisi waktu berdiri menjadi berbaring ataupun sebaliknya dapat meningkatkan volume darah sebanyak 10 – 15%.
4.      Alat
Seperti penggunaan tourniquet ( alat pembendung ) terlalu lama sehingga menyebabkan hemokonsentrasi atau penampungan sampel yang terkontaminasi dan tidak tertutup rapat. ( Anonim, 1989 ).
b.      Tahap instrumentasi
Kesalahn yang ditimbulkan dapt berasal dari alat disebabkan volume tidak tetap karena pipet tidak dikalibrasi, penggunaan kamar hitung yang kotor, basah dan tidak menggunaka objek glass ( penutup khusus ) atau kesalahan tekhnik yang disebabkan volume darah tidak tepat, tidak terjadi pencampuran darah yang homogen dengan antikoagulan dan mengisi kamar hitung secara tidak benar.
                           















BAB III
SIMPULAN DAN  SARAN

A.    SIMPULAN
                  Dari hasil penyajian ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa
1.      Leukosit ( sel darah putih )  berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
2.      Harga normal leukosit yaitu 4000 – 10.000 ยตl.
3.      Terdapat 5 macam leukosit yang terbagi dalam 2 golongan yakni
Granula :  basofil, eusinofil, dan neutrofil
Agranula : limfosit dan monosit.
4.      Penyebab keabnormalan leukosit dapat dikarenakan faktor spesifik baik dari faktor luar maupun faktor spesifik dari dalam tubuh.
5.      Pemeriksaan htung leukosit dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan cara manual dan dengan cara elektrik ( mesin ).

B.     SARAN
1.      Tenaga analis kesehatan dapat memeriksa leukosit dengan benar.
2.      Tenaga analais kesehatan dapat menghitung leukosit dengan tepat.
3.      Menghindari hal – hal yang dapat menyebabkan leukosit menjadi abnormal.









DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Sri, SKM.Panduan Praktikum Hematologi.2012.Pustekkom Depdiknas.Jombang.
Soebrata,R. Gandra.penuntun Laboratorium Klinik.1984.Dian Rakyat.Jakarta.
http//id.wikipedia.org/wiki/sel_darah_putih.html.


CEK POSTINGAN TERBARU

REVIEW PENGOBATAN KUTU DAN SAKIT TELINGA KUCING

Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh  Hi reader.. Bagaimana kabarnya? Sehat wal afiat selalu dalam lindungan allah swt Salam seja...