BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Penyakit malaria yang mewabah telah
diketahui bahwa penyebabnya adalah melalui gigitan nyamuk, tapi pengetahuan
tersebut hanya berhenti sampai diketahui tersangkanya saja, bahkan tidak semua
tahu kenapa dari gigitan tersebut dapat menyebabkan malaria pada manusia?
Oleh karena itu untuk mengetahui seluk
beluk penyakit malaria terdapat bidang pengetahuan yang mengupas tuntas masalah tersebut yaitu “parasitologi”.
Parasitologi adalah ilmu yang berisi
kajian tentang organisme yang hidup pada organisme lain ( hospes ) di permukaan
atau di dalam tubuhnya dengan maksud mengambil sebagian atau seluruh fasilitas
hidup dari hospesnya untuk kelangsungan hidupnya, hingga hospes tersebut
dirugikan.
Dan parasitologi yang membahas tentang
nyamuk penyebab penyakit malaria adalah kelas protozoa spesies sporozoa
yang terdiri dari empat anggota yaitu plasmodium falciparum, plasmodium
vivax, plasmodium malariae dan plasmodium ovale.
1.2.
Rumusan
Masalah
1.2.1. Apa definisi sporozoa?
1.2.2 . Ada berapa anggota spesies
sporozoa?
1.2.3. Apa saja yag termasuk anggota
sporozoa?
1.2.4. seperti apa morfologi serta daur
hidup sporozoa?
1.2.5. Apa saja penyebab klinik bila
terinfeksi oleh anggota sporozoa?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui penyebab penyakit
malaria.
1.3.2. Untuk menambah wawasan tentang
timbulnya penyakit malaria.
1.3.3. Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir
Semester mata kuliah parasitologi.
1.4.
Manfaat
1.4.1. Untuk diri penulis pribadi.
1.4.2. Untuk para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Sporozoa
Sporozoa (yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok
protista uniseluler atau bersel
satu.
Pergerakannya dilakukan dengan cara
mengubah kedudukan tubuhnya.
Tubuh berbentuk bulat panjang atau
lonjong. Pada umumnya bersifat farasit dan dapat menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan.
2.2. Morfologi Sporozoa
1.
Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan
dengan mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.
2. Mempunyai spora berbentuk lonjong.
3. Ukuran spora : 8 – 11 mikron pada dinding kitin.
4. Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung
posterior
5.
Dari depa
ujung anterior sama
dengan lebar posterior.
6.
Dinding katub tidak jelas.
2.3. Struktur Anatomi Tubuh.
Tubuhnya
berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam
usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh dari kumpulan
tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang – kadang terdapat
kait pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.
2.4. Jenis – Jenis
Sporozoa
Terdapat empat macam jenis sporozoa,
diantaranya adalah
1. Plasmodium
2. Suctoria
3. Eimeria
4. Isospora
Dan
yang akan saya bahas di makalah ini adalah spesies yang menyebabkan penyakit malaria yaitu plasmodium.
2.5.
Plasmodium
2.5.1.
Jenis – Jenis Plasmodium
Terdapat empat (4) macam jenis
plasmodium, yaitu :
a) Plasmodium falciparum.
b) Plasmodium vivax.
c) Plasmodium malariae.
d) Plasmodium ovale.
2.5.2.
Nama penyakit Plasmodium
Nama
penyakit akibat terinfeksinya plasmodium dibedakan berdasarkan jenis plasmodium yang menginfeksi :
a) Plasmodium falciparum.
Nama
penyakitnya adalah falsiparum atau malaria tropika atau malaria tersiana
maligna.
b) Plasmodium vivax.
menyebabkan
penyakit malaria vivaks yang disebut juga malaria tersiana.
c) Plasmodium malariae.
menyebabkan malaria malariae atau malaria
kuartana, karena serangan demam berulang pada tiap hari ke 4.
d) Plasmodium ovale.
Nama
Penyakitnya disebut malaria ovale.
2.5.3.
Distribusi ( penyebaran ) Plasmodium
Penyebaran nyamuk plasmodium berbeda – beda,
berikut negara – negara yang menjadi tempat hidup plasmodium :
a) Plasmodium falciparum.
Ditemukan
di daerah tropik terutama di Asia dan Afrika Tenggara. Di Indonesia tersebar di
seluruh kepulauan.
b) Plasmodium vivax.
Ditemukan di
daerah subtropik seperti korea selatan, cina, mediterania timur, turki, eropa (
musim panas ), amerika selatan dan utara. Di daerah tropik ditemukan di Asia
Timur ( Cina, daerah mekong), dan selatan ( Srilanka dan India), Filiphina,
wilayah Pasifik ( Papua Nugini, kep. Soloman & Vanuatu.), di Afriika
terutama bagian Barat dan Utara, di Indonesia ditemukan diseluruh kepulauan.
c) Plasmodium malariae.
ditemukan
di daerah tropik, tetapi frekuensinya cenderung rendah. Di Afrika di bagian
barat dan utara. Di Indonesia dilaporkan di Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (
termasuk timur leste ) dan Sumatra Selatan.
d) Plasmodium ovale.
Daerah
utama yang terdapat P. Ovale adalah di daerah tropik Afrika bagian Barat,
Pasifik Barat dan di Indonesia terdapat di Pulau Owi (sebelah selatan Biak di
Irian Jaya) serta di pulau Timor.
2.5.4.
Daur Hidup ( siklus hidup ) Plasmodium.
Siklus hidup plasmodium keseluruhan
prosesnya sama yang membedakan hanya waktu terinfeksinya saja. Siklus hidup
plasmodium terdiri dari dua fase, yaitu :
ร Fase Aseksual ( di luar tubuh nyamuk /
di hospes [ manusia ]
Dalam siklus ini masih dibagi lagi dalam empat
tahap (4), yaitu :
a) Skizogoni preeritrositik
Melalui gigitan nyamuk anopheles, sporozoit
plasmodium akan memasuki jaringan sel – sel parenkim hati dan berkembang biak.
Pada plasmodium vivax tahap ini berlangsung selama 8 hari, P. Falciparum selama
6 hari, dan P. Ovale selama 9 hari, sedangkan pada P. Malariae sukar untuk
ditentukan.
b) Skizogoni eksoeritrositik
Dapat juga disebut local liver cycle
yang menghasilkan parasit aseksual yang menyebabkan kekambuhan ( relaps ) pada
semua plasmodium kecuali plasmodium falciparum.
c) Skizogoni eritrositik
Proses ini terjadi di dalam sel darah
merah ( eritrosit ). Pada P. Vivax, P. Falciparum dan P. Ovale berlangsung selama 48 jam, sedangkan pada P.
Malariae berlangsung selama 72 jam.
Prosesnya akan membentuk stadium
trofozoit, schizont, dan merozoit yang mulai dijumpai hari ke – 12 setelah
terinfeksi untuk P. Vivax, pada P. Falciparum dijumpai pada hari ke – 9 setelah
terinfeksi. Dan pada tahap ini sel eritrosit akan pecah dan menyebabkan demam
pada penderita malaria.
d) Gametogoni
Sebagian
merozoit akan berubah menjadi gametosit. Gametosit terbentuk di dalam eritrosit
yang terdapat didalam kapiler – kapiler limpa dan sumsung tulang. Gametogoni
berlangsung selama 96 jam dan hanya hanya gametosit matang yang ditemukan di
darah tepi penderita.
ร Fase Seksual ( di dalam tubuh nyamuk ).
Berlangsung
pada Hospes definitif yaitu nyamuk Anopheles. Apabila Mikrogametosit dan makrogametosit
yang terhisap oleh nyamuk bersama darah manusia akan membentuk gamet dan
akhirnya membentuk sporozoit yang infektif
bagi manusia.
Gametosit
yang dibutuhkan sebanyak 12 parasit gmtst∕ml ltr darah, sehingga dari satu
mikrogametosit akan terbentuk 4 – 8 mikrogamet, sedangkan dari 1 makrogametosit
akan terbentuk 1 makrogamet.
Dari
makro dan mikogamet akan membentuk zigot, lalu dalam waktu 24 jam akan
membentuk ookinet menembeu dinding lambung nyamuk membentuk ookista. Ookista
matang akan pecah mengeluarkan sporozoit. Sporozoit akan memasuki klenjar ludah
nyamuk sehingga nyamuk anopheles akan menjadi vektor malaria yang infektif.
Gbr. 01. Siklus hidup
plasmodium.
2.5.5.
Morfologi Plasmodium
Satu spesies plasmodium bukan berarti
memiliki morfologi dan bentuk yang sama, tetapi empat (4) jenis plasmodium
memiliki bentuk yang berbeda – beda, berikut penjelasannhya :
a) Plasmodium falciparum.
Skizon
preerositik berisi 40.000 merozoit yang
berukuran 60 mikron x 30 mikron. Yang ditemukan pada hari ke 4 setelah
terinfeksi.
Bentuk
trofozoit muda berbentuk cincin mempunyai inti dan tampak sebagian sitoplasma
parasit berada di bagian tepi eritrosit.
Gametosit
memiliki bentuk yang khas seperti pisang atau bulan sabit. Dengan ukuran panjang
gametosit lebih besar dari ukuran lebarnya.
Gbr 02. Tropozoit P.
Falciparum. Gbr 03. Schizons P.
Falciparum
Gbr 04. Gametosit P.
Falciparum
b) Plasmodium vivax.
·
Skizon
preeritrositik berisi sampai 12.000 merozoit yang berukuran sekitar 42 mikron.
·
Trofozoit
muda mula – mula berbentuk cincin yang mengandung bintik – bintik basofil,
kemudian tumbuh menjadi trofozoit berbentuk amuboid yang mengandung bintik –
bintik schuffner ( schuffner dots ).
·
Bentuk
gametositnya lonjong atau bulat, mengandung
bintik – bintik schuffner di dalam
eritrosit yang membesar ukurannya.
Gbr
05. Tropozoit P.vivax Gbr
06. Schizons P.vivax
Gbr. 07 gametosit
P.vivax.
c) Plasmodium malariae.
§ Skizonnya berukuran sekitar mikron, dengan susunan beraturan dan mengisi
penuh eritrosit yang terinfeksi. Bentuk skizonnya mempunyai merozoit yang berjumlah 8 buah dengan bentuk roset.
§ Trofozoit mudanya berbentuk cincin, pada trofozoit
lanjut bentuk khasnya seperti pita.
§ Gametosit berbentuk bulat atau lonjong
dengan tidak merubah ukuran eritrosit.
Gbr
08. Tropozoit P. Malariae
Gbr 09. Schizons P.Malariae
Gbr 10. Gametosit P.
Malariae
d) Plasmodium ovale.
·
Skizon
preeritrositik berisi 15.000 merozoit berukuran 75 × 45 mikron
·
Bentuk
trofozoit memiliki bintik schuffner dan pigmen.
·
Skizonnya
berukuran 6 mikron
·
Bentuk
gametositnya lonjong.
Gbr
11. Tropozoit P. Ovale Gbr 12.
Schizont P. Ovale
Gbr 13. P. Ovale
2.5.6.
Patologi dan Gejala Klinik
Patologi
dan gejala klinik adalah gejala yang timbul akibat gigitan nyamuk dan manusia
terinfeksi oleh plasmodium :
a) Plasmodium falciparum.
Masa
tunas intrinsik malaria falsiparum berlangsung
9 – 14 hari. Penyakitnya mulai dengan nyeri kepala, punggung, dan
ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan. Demam mungkin
tidak ada atau ringan dan penderita k tampak sakit, diagnosis pada stadium ini
tergantung dari anamnesis riwayat beperian ke daerah endemi malaria.
b) Plasmodium vivax.
Masa
tunas intrinsik biasanya berlangsung 12 – 17 hari, tetapi ada beberapa strain
plasmodium vivax yang masa tunasnya 6 – 9 bulan
atau mungkin lebih lama. Serangan pertama dimulai dengan sindrom
prodomal : sakit kepala, nyeri punggung, mual dan malaise umum. Komplikasinya dapat berupa gangguan
pernafasan, gagal ginjal ikterus, anemia berat, ruptur limpa, kejang yang
disertai gangguan kesadaran.
c) Plasmodium malariae.
Masa
inkubasi pada infeksi plasmodium malariae barlangsung selama 18 hari dan kadang
– kadang 30 – 40 hari. Gambaran klinis pada serangan pertama mirip P. Vivax.
Parasit P. Malariae cenderung menghinggapi
eritrosit yang lebih tua yang jumlahnya hanya 1% dari total eritrosit.
P. Malariae merupakan plasmodium yang dapat menyebabkan kelainan ginjal yang
bersifat menahun dan progresif dengan gejala lebih berat.
d) Plasmodium ovale.
Gejalanya
mirip dengan P. Vivaks, Penyerangannya
sangat hebat tetapi penyembuhannya
sering secara spontan dan relapsnya lebih jarang. Parasit sering tetap berada
dalam darah.
2.5.7.
Diagnosis.
Untuk
mengetahui apakah hospes [ manusia ] tersebut terinfeksi malaria ataukah tidak,
dapat didiagnosa melalui ditemukannya plasmodium berupa trofozoit atau
gametosit pada sediaan darah tepi yang tipis serta dipulas dengan giemsa.
2.5.8.
Pengobatan.
Setelah diketahui hasil dari diagnosis,
langkah selanjutnya adalah penentuan obat. Pada setiap stadium infeksi memiliki
pengobatan yang berbeda :
a) Plasmodium falciparum.
Diberikan
drug of choice kombinasi artemisinin, seperti artesunat dengan dosis 4
mg∕kgbb∕hari selama 3 hari, dan amodiakuin basa dengan dosis 10 mg∕kgbb∕hari
selama 3 hari pula. Bila gagal berikan kombinasi kina berdosis 3× 10 mg
∕kgbb∕hari dan dioksisiklin dengan dosis 100 mg∕hari, masing – masing selama 7
hari.
b) Plasmodium vivax.
Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adl
dgn pngobatan radikal yang ditujukan terhadap stadium lain yang berada di
eritrosit.
c) Plasmodium malariae.
Dengan memberikan klorokuin basa yang akan
mengeliminasi semua stadium di sirkulasi darah.
d) Plasmodium ovale.
Pengobatannya
adalah dengan memberikan obat klorokuin serta primakuin, amodiakuin, kuinin,
dan meflokuin.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bahawa
penyebab terjangkitnya malaria adalah gigitan nyamuk anopheles. Skizon yang
dilepaskan oleh nyamuk anopheles akan mengembara di hati manusia dan akan
menjadi gametosit yang berkembang di sel eritrosi manusia sehinnga menyebabkan
manusia yang terinfeksi mengalami gejala seperti sakit kepala, sakit punggung,
mual, diare atau bahkan demam.
3.2.
Saran
Dianjurkan
untuk menjaga kebersihan seperti melakukan 3M yaitu Menata, Menguras, dan
Menguras untuk mencegah tumbuhnya telur atau bahkan larva nyamuk. Apabila telah
terlanjur terjangkit malaria maka segera berobat.
DAFTAR PUSTAKA
1) Akbar, Soedarto, 2012. Protozoologi
Kedokteran, Karya Putra Darwati, Jawa Barat.
4) URL :
http://alzyress.wordpress.com/2012/07/10/rangkuman-parasitologi-helmintologi-protozoologi/