Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 10 Maret 2014

Makalah Parasit Malaria....

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang Masalah
     Penyakit malaria yang mewabah telah diketahui bahwa penyebabnya adalah melalui gigitan nyamuk, tapi pengetahuan tersebut hanya berhenti sampai diketahui tersangkanya saja, bahkan tidak semua tahu kenapa dari gigitan tersebut dapat menyebabkan malaria pada manusia?
     Oleh karena itu untuk mengetahui seluk beluk penyakit malaria terdapat bidang pengetahuan yang mengupas tuntas  masalah tersebut yaitu “parasitologi”.
     Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang organisme yang hidup pada organisme lain ( hospes ) di permukaan atau di dalam tubuhnya dengan maksud mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidup dari hospesnya untuk kelangsungan hidupnya, hingga hospes tersebut dirugikan.
     Dan parasitologi yang membahas tentang nyamuk penyebab penyakit malaria adalah kelas protozoa spesies sporozoa yang terdiri dari empat anggota yaitu plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae dan plasmodium ovale.

1.2.            Rumusan Masalah
     1.2.1. Apa definisi sporozoa?
     1.2.2 . Ada berapa anggota spesies sporozoa?
     1.2.3. Apa saja yag termasuk anggota sporozoa?
     1.2.4. seperti apa morfologi serta daur hidup sporozoa?
     1.2.5. Apa saja penyebab klinik bila terinfeksi oleh anggota sporozoa?
1.3.            Tujuan
     1.3.1. Untuk mengetahui penyebab penyakit malaria.
     1.3.2. Untuk menambah wawasan tentang timbulnya penyakit malaria. 
     1.3.3. Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah parasitologi.
1.4.         Manfaat
     1.4.1. Untuk diri penulis pribadi.
      1.4.2. Untuk para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Sporozoa
      Sporozoa (yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista         uniseluler atau bersel satu.

      Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
     Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat farasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.


2.2. Morfologi Sporozoa
1. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.

2. Mempunyai spora berbentuk lonjong. 
3. Ukuran spora : 8 – 11 mikron pada dinding kitin.

4. Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior

5. Dari depa ujung anterior sama dengan lebar posterior.
6. Dinding katub tidak jelas.


2.3. Struktur Anatomi Tubuh.
       Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang – kadang terdapat kait pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.
2.4. Jenis – Jenis Sporozoa
     Terdapat empat macam jenis sporozoa, diantaranya adalah
1.      Plasmodium
2.      Suctoria
3.      Eimeria
4.      Isospora
Dan yang akan saya bahas di makalah ini adalah spesies yang menyebabkan penyakit  malaria yaitu plasmodium

2.5. Plasmodium
2.5.1. Jenis – Jenis Plasmodium
             Terdapat empat (4) macam jenis plasmodium, yaitu :
a)      Plasmodium falciparum.
b)      Plasmodium vivax.
c)      Plasmodium malariae.
d)     Plasmodium ovale.
2.5.2. Nama penyakit Plasmodium
    Nama penyakit akibat terinfeksinya plasmodium dibedakan berdasarkan  jenis plasmodium yang menginfeksi :
a)      Plasmodium falciparum.
Nama penyakitnya adalah falsiparum atau malaria tropika atau malaria tersiana maligna.
b)      Plasmodium vivax.
menyebabkan penyakit malaria vivaks yang disebut juga malaria tersiana.
c)      Plasmodium malariae.
 menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana, karena serangan demam berulang pada tiap hari ke 4.
d)     Plasmodium ovale.
Nama Penyakitnya disebut malaria ovale.
2.5.3. Distribusi ( penyebaran ) Plasmodium
   Penyebaran nyamuk plasmodium berbeda – beda, berikut negara – negara yang menjadi tempat hidup plasmodium :
a)      Plasmodium falciparum.
Ditemukan di daerah tropik terutama di Asia dan Afrika Tenggara. Di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan.
b)      Plasmodium vivax.
 Ditemukan di daerah subtropik seperti korea selatan, cina, mediterania timur, turki, eropa ( musim panas ), amerika selatan dan utara. Di daerah tropik ditemukan di Asia Timur ( Cina, daerah mekong), dan selatan ( Srilanka dan India), Filiphina, wilayah Pasifik ( Papua Nugini, kep. Soloman & Vanuatu.), di Afriika terutama bagian Barat dan Utara, di Indonesia ditemukan diseluruh kepulauan.
c)      Plasmodium malariae.
ditemukan di daerah tropik, tetapi frekuensinya cenderung rendah. Di Afrika di bagian barat dan utara. Di Indonesia dilaporkan di Papua Barat, Nusa Tenggara Timur ( termasuk timur leste ) dan Sumatra Selatan.
d)     Plasmodium ovale.
Daerah utama yang terdapat P. Ovale adalah di daerah tropik Afrika bagian Barat, Pasifik Barat dan di Indonesia terdapat di Pulau Owi (sebelah selatan Biak di Irian Jaya) serta di pulau Timor.
2.5.4. Daur Hidup ( siklus hidup ) Plasmodium.
     Siklus hidup plasmodium keseluruhan prosesnya sama yang membedakan hanya waktu terinfeksinya saja. Siklus hidup plasmodium terdiri dari dua fase, yaitu :
Ø  Fase Aseksual ( di luar tubuh nyamuk / di hospes [ manusia ]
 Dalam siklus ini masih dibagi lagi dalam empat tahap (4), yaitu :
a)      Skizogoni preeritrositik
 Melalui gigitan nyamuk anopheles, sporozoit plasmodium akan memasuki jaringan sel – sel parenkim hati dan berkembang biak. Pada plasmodium vivax tahap ini berlangsung selama 8 hari, P. Falciparum selama 6 hari, dan P. Ovale selama 9 hari, sedangkan pada P. Malariae sukar untuk ditentukan.
b)      Skizogoni eksoeritrositik
Dapat juga disebut local liver cycle yang menghasilkan parasit aseksual yang menyebabkan kekambuhan ( relaps ) pada semua plasmodium kecuali plasmodium falciparum.
c)      Skizogoni eritrositik
Proses ini terjadi di dalam sel darah merah ( eritrosit ). Pada P. Vivax, P. Falciparum dan P. Ovale  berlangsung selama 48 jam, sedangkan pada P. Malariae berlangsung selama 72 jam.
Prosesnya akan membentuk stadium trofozoit, schizont, dan merozoit yang mulai dijumpai hari ke – 12 setelah terinfeksi untuk P. Vivax, pada P. Falciparum dijumpai pada hari ke – 9 setelah terinfeksi. Dan pada tahap ini sel eritrosit akan pecah dan menyebabkan demam pada penderita malaria.
d)     Gametogoni
 Sebagian merozoit akan berubah menjadi gametosit. Gametosit terbentuk di dalam eritrosit yang terdapat didalam kapiler – kapiler limpa dan sumsung tulang. Gametogoni berlangsung selama 96 jam dan hanya hanya gametosit matang yang ditemukan di darah tepi penderita. 
Ø  Fase Seksual ( di dalam tubuh nyamuk ).
Berlangsung pada Hospes definitif yaitu nyamuk Anopheles. Apabila Mikrogametosit dan makrogametosit yang terhisap oleh nyamuk bersama darah manusia akan membentuk gamet dan akhirnya membentuk sporozoit yang infektif  bagi manusia.
Gametosit yang dibutuhkan sebanyak 12 parasit gmtst∕ml ltr darah, sehingga dari satu mikrogametosit akan terbentuk 4 – 8 mikrogamet, sedangkan dari 1 makrogametosit akan terbentuk 1 makrogamet.
Dari makro dan mikogamet akan membentuk zigot, lalu dalam waktu 24 jam akan membentuk ookinet menembeu dinding lambung nyamuk membentuk ookista. Ookista matang akan pecah mengeluarkan sporozoit. Sporozoit akan memasuki klenjar ludah nyamuk sehingga nyamuk anopheles akan menjadi vektor malaria yang infektif.





Gbr. 01. Siklus hidup plasmodium.

2.5.5. Morfologi Plasmodium
     Satu spesies plasmodium bukan berarti memiliki morfologi dan bentuk yang sama, tetapi empat (4) jenis plasmodium memiliki bentuk yang berbeda – beda, berikut penjelasannhya :
a)      Plasmodium falciparum.
*      Skizon preerositik berisi 40.000 merozoit   yang berukuran 60 mikron x 30 mikron. Yang ditemukan pada hari ke 4 setelah terinfeksi.
*      Bentuk trofozoit muda berbentuk cincin mempunyai inti dan tampak sebagian sitoplasma parasit berada di bagian tepi eritrosit.
*      Gametosit memiliki bentuk yang khas seperti pisang atau bulan sabit. Dengan ukuran panjang gametosit lebih besar dari ukuran lebarnya.
            
Gbr 02. Tropozoit P. Falciparum.          Gbr 03. Schizons P. Falciparum
Gbr 04. Gametosit P. Falciparum
b)      Plasmodium vivax.
·         Skizon preeritrositik berisi sampai 12.000 merozoit yang berukuran sekitar 42 mikron.
·         Trofozoit muda mula – mula berbentuk cincin yang mengandung bintik – bintik basofil, kemudian tumbuh menjadi trofozoit berbentuk amuboid yang mengandung bintik – bintik schuffner  ( schuffner dots ).
·         Bentuk gametositnya lonjong atau bulat,   mengandung bintik – bintik schuffner  di dalam eritrosit yang membesar ukurannya.
     
Gbr 05. Tropozoit P.vivax               Gbr 06. Schizons P.vivax
Gbr. 07 gametosit P.vivax.
c)      Plasmodium malariae.
§  Skizonnya berukuran sekitar  mikron, dengan susunan beraturan dan mengisi penuh eritrosit yang terinfeksi. Bentuk skizonnya mempunyai merozoit  yang berjumlah 8 buah dengan bentuk roset.
§  Trofozoit  mudanya berbentuk cincin, pada trofozoit lanjut bentuk khasnya seperti pita.
§  Gametosit berbentuk bulat atau lonjong dengan tidak merubah ukuran eritrosit.
   
Gbr 08. Tropozoit P. Malariae              Gbr 09. Schizons P.Malariae
Gbr 10. Gametosit P. Malariae
d)     Plasmodium ovale.
·         Skizon preeritrositik berisi 15.000 merozoit berukuran 75 × 45 mikron
·         Bentuk trofozoit memiliki bintik schuffner dan pigmen.
·         Skizonnya berukuran 6 mikron
·         Bentuk gametositnya lonjong.
   
Gbr 11. Tropozoit P. Ovale        Gbr 12. Schizont P. Ovale
Gbr 13. P. Ovale

2.5.6. Patologi dan Gejala Klinik
Patologi dan gejala klinik adalah gejala yang timbul akibat gigitan nyamuk dan manusia terinfeksi oleh plasmodium :
a)       Plasmodium falciparum.
Masa tunas intrinsik malaria falsiparum berlangsung  9 – 14 hari. Penyakitnya mulai dengan nyeri kepala, punggung, dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan. Demam mungkin tidak ada atau ringan dan penderita k tampak sakit, diagnosis pada stadium ini tergantung dari anamnesis riwayat beperian ke daerah endemi malaria.
b)      Plasmodium vivax.
Masa tunas intrinsik biasanya berlangsung 12 – 17 hari, tetapi ada beberapa strain plasmodium vivax yang masa tunasnya 6 – 9 bulan  atau mungkin lebih lama. Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodomal : sakit kepala, nyeri punggung, mual dan malaise umum.  Komplikasinya dapat berupa gangguan pernafasan, gagal ginjal ikterus, anemia berat, ruptur limpa, kejang yang disertai gangguan kesadaran.
c)      Plasmodium malariae.
Masa inkubasi pada infeksi plasmodium malariae barlangsung selama 18 hari dan kadang – kadang 30 – 40 hari. Gambaran klinis pada serangan pertama mirip P. Vivax. Parasit P. Malariae cenderung menghinggapi  eritrosit yang lebih tua yang jumlahnya hanya 1% dari total eritrosit. P. Malariae merupakan plasmodium yang dapat menyebabkan kelainan ginjal yang bersifat menahun dan progresif dengan gejala lebih berat.
d)     Plasmodium ovale.
Gejalanya mirip dengan P. Vivaks,  Penyerangannya sangat hebat tetapi  penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnya lebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah.

2.5.7. Diagnosis.
Untuk mengetahui apakah hospes [ manusia ] tersebut terinfeksi malaria ataukah tidak, dapat didiagnosa melalui ditemukannya plasmodium berupa trofozoit atau gametosit pada sediaan darah tepi yang tipis serta dipulas dengan giemsa.

2.5.8. Pengobatan.
     Setelah diketahui hasil dari diagnosis, langkah selanjutnya adalah penentuan obat. Pada setiap stadium infeksi memiliki pengobatan yang berbeda :
a)      Plasmodium falciparum.
Diberikan drug of choice kombinasi artemisinin, seperti artesunat dengan dosis 4 mg∕kgbb∕hari selama 3 hari, dan amodiakuin basa dengan dosis 10 mg∕kgbb∕hari selama 3 hari pula. Bila gagal berikan kombinasi kina berdosis 3× 10 mg ∕kgbb∕hari dan dioksisiklin dengan dosis 100 mg∕hari, masing – masing selama 7 hari.
b)      Plasmodium vivax.
 Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adl dgn pngobatan radikal yang ditujukan terhadap stadium lain yang berada di eritrosit.
c)      Plasmodium malariae.
 Dengan memberikan klorokuin basa yang akan mengeliminasi semua stadium di sirkulasi darah.
d)     Plasmodium ovale.
Pengobatannya adalah dengan memberikan obat klorokuin serta primakuin, amodiakuin, kuinin, dan meflokuin.















BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bahawa penyebab terjangkitnya malaria adalah gigitan nyamuk anopheles. Skizon yang dilepaskan oleh nyamuk anopheles akan mengembara di hati manusia dan akan menjadi gametosit yang berkembang di sel eritrosi manusia sehinnga menyebabkan manusia yang terinfeksi mengalami gejala seperti sakit kepala, sakit punggung, mual, diare atau bahkan demam.

3.2. Saran
Dianjurkan untuk menjaga kebersihan seperti melakukan 3M yaitu Menata, Menguras, dan Menguras untuk mencegah tumbuhnya telur atau bahkan larva nyamuk. Apabila telah terlanjur terjangkit malaria maka segera berobat.



















DAFTAR PUSTAKA
1)       Akbar, Soedarto, 2012. Protozoologi Kedokteran, Karya Putra Darwati, Jawa Barat.
3)      URL : http://koleksitugasan.blogspot.com/2012/05/parasitologi-morfologi-p-         falciparum-p.html
4)      URL : http://alzyress.wordpress.com/2012/07/10/rangkuman-parasitologi-helmintologi-protozoologi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CEK POSTINGAN TERBARU

REVIEW PENGOBATAN KUTU DAN SAKIT TELINGA KUCING

Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh  Hi reader.. Bagaimana kabarnya? Sehat wal afiat selalu dalam lindungan allah swt Salam seja...