Goresan ini bukanlah milik pujangga...
tapi,, tinta ini teRgerak u/ mengukiR,,
tak peduli sebeRapa buRuk.. ku hanya ingin kau tahu,,
Rahasia dibalik sebuah pena.
Serpihan diatas kertas ini mungkin tak beRarti....
tapi,,
semua ini teRcatat sebagai bukti kehidupan
tak peduli sebeRapa buruk... kaRna ku ingin hanya kau tahu,,
Hidup itu tak sepeRti keRtas yang selalu putih...
tak sepeRti pena dengan tinta penuh didalamnya,,
tak sepeRti daun y' slalu lekat di dahannya,,,
tak sepeRti langit yang tak membentang tanpa awan...
akan ada masa,, semua akan bRubah,, beRganti...
tapi entah kapan?....
sampai saat waktu itu tiba....
jangan peRnah beRhenti untuk membeRikan yang teRbaik....
MENULIS APA YANG INGIN SAYA TULIS SILAHKAN DIBACA JIKA BERKENAN SEHAT WAL AFIAT SELALU DALAM LINDUNGAN ALLAH SWT AAMIIN 😇🙏
Wikipedia
Hasil penelusuran
Sabtu, 26 April 2014
Minggu, 06 April 2014
Makalah Mioglobinuria
MAKALAH
KIMIA KLINIK
“
MIOGLOBINURIA”
OLEH
:
Mar’atush
Sholihah
NIM
:
12.131.031
DIPLOMA
III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2013
- 2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi
Rabbiol ‘alamin, segala puji syukur bagi Mu, Rabb semesta alam yang telah saya
nikmat sehat dan sempat sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Mata
Kuliah Praktikum Kimia Klinik yang berjudul Mioglobinuria tepat
waktu.
Sholawat serta salam tidak lupa saya hanturkan kepada Junjungan Pahlawan
umat akhir zaman yakni Nabi Muhammad saw. Berkat perjuangan, kegigihan dan
kecintaan beliau kita dapat hidup layak dengan ilmu.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan
makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan
rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Jombang, 24 Maret 2014
Penulis
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah ............................................................................................. 1
1.2.Rumusan
Masalah........................................................................................................ 2
1.3.Tujuan
......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Mioglobin dan Mioglobinuria ...................................................................... 3
2.2.
Penyebab Mioglobinuria ............................................................................................ 3
2.3.
Diagnosa Mioglobinuria ............................................................................................ 4
2.4.
Pemeriksaan Mioglobinuria ....................................................................................... 4
2.5.
Nilai Rujukan ............................................................................................................. 4
2.6.
Faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium ..................................................... 5
2.7.
Perbedaan eritrosituria, hemoglobinuria dan mioglobinuria ...................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan ................................................................................................................ 6
3.2.
Saran .......................................................................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................................... 7
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Urin
berwarna merah belum tentu merupakan kencing darah. Warna merah pada kencing
dapat diakibatkan oleh makanan, minuman, ataupun obat-obatan yang dikonsumsi
selain kencing darah sendiri. Makanan dan minuman dengan pewarna sering
mengakibatkan warna kencing sewarna dengan pewarna tersebut. Obat rifampisin
yang sering dikonsumsi untuk terapi TBC juga mengakibatkan warna kencing kemerahan.
Oleh sebab itu jika terdapat kencing yang berwarna kemerahan harus dipastikan
apakah kencing darah ataupun bukan.
Kerusakan otot yang luas, misalnya pada
multipel trauma, tersengat listrik dan terbakar juga dapat mengakibatkan
kencing yang berwarna merah meskipun tidak mengenai ginjal ataupun saluran
kencing. Kerusakan otot yang luas akan melepaskan komponen otot yang disebut
myoglobin. Mioglobin adalah protein yang berukuran kecil (sekitar 17.200
dalton) yang terdapat di otot jantung dan otot rangka, berfungsi menyimpan dan
memindahkan oksigen dari hemoglobin dalam sirkulasi ke enzim-enzim respirasi di
dalam sel kontraktil Myoglobin merupakan suatu bentuk porfirin yang tidak dapat
larut air dan langsung diekskresikan melalui ginjal. Warna myoglobin adalah
merah. Oleh karena tidak larut air, maka ekskresi myoglobin dalam jumlah besar
dapat mengendap dan akhirnya menyumbat filtrasi glomerolus dan berakibat gagal
ginjal. (Seandainya larut air maka tidak akan mengendap). Untuk menghindari hal
tersebut, pasien dengan trauma otot yang luas harus dilakukan pemantauan jumlah
kencing, dan disarankan agar kencing cukup banyak.
Ketika terjadi kerusakan pada otot,
mioglobin dilepas ke dalam sirkulasi darah. Mioglobin disaring dari darah oleh
ginjal dan diekskresikan melalui urin. Jika sejumlah besar mioglobin yang
dilepaskan ke dalam aliran darah, seperti setelah trauma parah, mioglobin
berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan akhirnya mengakibatkan
kegagalan ginjal.
Peningkatan mioglobin serum terjadi 2-6 jam setelah terjadi kerusakan jaringan otot jantung atau otot rangka, mencapai kadar tetinggi dalam waktu 8-12 jam, dan kembali normal dalam waktu 18-36 jam. Mioglobin urin dapat dideteksi selama 3-7 hari setelah cedera otot.
Peningkatan mioglobin serum terjadi 2-6 jam setelah terjadi kerusakan jaringan otot jantung atau otot rangka, mencapai kadar tetinggi dalam waktu 8-12 jam, dan kembali normal dalam waktu 18-36 jam. Mioglobin urin dapat dideteksi selama 3-7 hari setelah cedera otot.
1.2.
Rumusan Masalah
2.1. Apa definisi mioglobinuria?
2.2. Apa saja penyebab mioglobinuria?
2.3. Bagaimana mioglobinuria didiagnosa?
2.4. Pemeriksaan apa saja yang dapat
dilakukan untuk diagnosa mioglobinuria?
2.5. Berapa nilai rujukan mioglobin
dalam darah dan urin?
2.6. Adakah faktor yang mempengaruhi
temuan laboratorium?
2.7. Apa perbedaan antara eritrosituria,
hemoglobinuria dan myoglobinuria?
1.3.Tujuan
3.1. sebagai tugas makalah praktikum
kimia klinik II semester 4
3.2. sebagai tambahan pengetahuan tentang mioglobinuria.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI MIOGLOBIN
dan MIOGLOBINURIA
Mioglobin adalah protein yang berukuran kecil (sekitar 17.200
dalton) yang terdapat di otot jantung dan otot rangka,
Mioglobinuria adalah myoglobin yang keluar dari sel otot, kemudian mioglobin disaring
dari darah oleh ginjal dan diekskresikan melalui urin dan menyebabkan urin berwarna merah gelap.
2.2. PENYEBAB
MIOGLOBINURIA
Trauma, masalah pembuluh darah, racun , hipertermia ganas ,
obat-obatan tertentu dan situasi lain dapat menghancurkan atau merusak otot,
melepaskan mioglobin ke sirkulasi dan dengan demikian ke ginjal.
Mioglobinuria (mioglobin dalam urin) dapat dijumpai pada kerusakan miokardium akibat AMI, cedera jaringan otot traumatik, iskemia berat, ketoasidosis diabetik, delirium tremens, infeksi sistemik disertai demam, luka bakar berat, serta distrofi muskular. Tanda-tanda klinis dan uji lainnya harus diperhatikan untuk menentukan penyebab terjadinya mioglobin dalam urin.
Dalam situasi yang ideal mioglobin akan
disaring dan dikeluarkan dengan urin, tetapi jika terlalu banyak mioglobin
dilepaskan ke dalam sirkulasi atau dalam kasus masalah ginjal, dapat menyumbat
sistem filtrasi ginjal akut menyebabkan nekrosis tubular akut daninsufisiensi ginjal .
Peningkatan
kadar mioglobin serum dapat dijumpai pada infark miokard akut (AMI), cedera
otot rangka, luka bakar berat, polimiositis, trauma, prosedur bedah,
intoksisitas alkohol akut disertai delirium tremens, gagal ginjal, stress
metabolik.
Penyebab lain
mioglobinuria meliputi:
2.3.
DIAGNOSA MIOGLOBINURIA
Peningkatan mioglobin darah berarti bahwa telah terjadi
kerusakan sangat terbaru pada jantung atau jaringan otot rangka. Karena
mioglobin juga ditemukan pada otot rangka, peningkatan kadar dapat terjadi pada
pasien yang mengalami kecelakaan, kejang, operasi, atau penyakit otot, seperti
distrofi otot.
Mioglobin memiliki sensitivitas yang tinggi untuk cedera otot, namun tidak spesifik untuk jantung. Karena itu mioglobin tidak banyak digunakan untuk mendiagnosis serangan jantung karena Troponin jauh lebih spesifik. Peningkatan mioglobin dalam waktu 12 jam setelah nyeri dada akut harus dikonfirmasi dengan uji enzim jantung (CK, CK-MB dan Troponin), EKG dan tanda-tanda klinis juga harus diperhitungkan untuk memastikan infark miokard akut (AMI).
Kadar mioglobin biasanya sangat rendah atau tidak terdeteksi dalam urin. Tingginya kadar mioglobin urin mengindikasikan peningkatan risiko kerusakan ginjal dan kegagalan. Pengujian tambahan, seperti BUN, kreatinin, dan urine, dilakukan untuk memantau fungsi ginjal. Peningkatan sekresi mioglobin ke urin dapat menyebabkan reaksi dipstick positif untuk darah samar karena adanya aktivitas pseudoperoksidase.
Mioglobin memiliki sensitivitas yang tinggi untuk cedera otot, namun tidak spesifik untuk jantung. Karena itu mioglobin tidak banyak digunakan untuk mendiagnosis serangan jantung karena Troponin jauh lebih spesifik. Peningkatan mioglobin dalam waktu 12 jam setelah nyeri dada akut harus dikonfirmasi dengan uji enzim jantung (CK, CK-MB dan Troponin), EKG dan tanda-tanda klinis juga harus diperhitungkan untuk memastikan infark miokard akut (AMI).
Kadar mioglobin biasanya sangat rendah atau tidak terdeteksi dalam urin. Tingginya kadar mioglobin urin mengindikasikan peningkatan risiko kerusakan ginjal dan kegagalan. Pengujian tambahan, seperti BUN, kreatinin, dan urine, dilakukan untuk memantau fungsi ginjal. Peningkatan sekresi mioglobin ke urin dapat menyebabkan reaksi dipstick positif untuk darah samar karena adanya aktivitas pseudoperoksidase.
2.4. PEMERIKSAAN MIOGLOBINURIA
Myoglobin dalam urin dapat dibedakan
dengan hemoglobinuriadengan menggunakan
ü 80% Amonum sulfat untuk mempresipitat hemoglobin,
ü Natrium ditionit untuk mereduksi hemoglobin,
ü O-
Dianisidin pengganti benzidin sebagai indicator warna, dan
ü deteksi dari sampel urine acak untuk dugaan luka trauma otot
yang luas dan kerusakan ginjal.
2.5. NILAI RUJUKAN MIOGLOBIN
Dewasa : 12-90 ng/ml, 12-90 µg/l
- Wanita : 12-75 ng/ml, 12-75 µg/l
- Pria : 20-90 ng/ml, 20-90 µg/l
Urine : tidak terdeteksi
- Wanita : 12-75 ng/ml, 12-75 µg/l
- Pria : 20-90 ng/ml, 20-90 µg/l
Urine : tidak terdeteksi
2.6. FAKTOR yang MEMPENGARUHI
TEMUAN LABORATORIUM
- Sampel
untuk uji mioglobin serum diambil satu atau dua hari setelah infark miokardium akut (MCI) atau cedera akut
- Mengambil
sampel urin dalam waktu 3 jam setelah cedera akut. Spesimen urin ulang
harus diambil dalm waktu 24 jam setelah terjadi cedera (otot rangka atau
jantung)
- Hemolisis
spesimen darah
- Injeksi
intra musculus (IM) atau sehabis latihan berat.
2.7.
PERBEDAAN ERITROSITURIA, HEMOGLOBINURIA dan MYOGLOBINURIA
Perbedaan antara
eritrosituria, hemoglobinuria dan myoglobinuria adalah :
Pembeda
|
Eritrosituria
|
Hemoglobinuria
|
Myoglobinuria
|
Jika diperiksa di mikroskop, sel
eritrosit
|
Tampak
|
Tak tampak
|
Tak tampak
|
Jika di sentrifuge, serum berwarna
|
jernih
|
Kemerahan/vein rose
|
jernih
|
BAB
III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Mioglobinuria adalah myoglobin
yang keluar dari sel otot, kemudian mioglobin disaring
dari darah oleh ginjal dan diekskresikan melalui urin dan menyebabkan urin berwarna merah gelap. Kadar mioglobin biasanya sangat rendah atau tidak terdeteksi
dalam urin. Tingginya kadar mioglobin urin mengindikasikan peningkatan risiko
kerusakan ginjal dan kegagalan ginjal.
3.2. SARAN
Sebaiknya tida melakukan suatu hal yang
dapat mempengaruhi hasil laboratorium, seperti :
- Sampel
untuk uji mioglobin serum diambil satu atau dua hari setelah infark miokardium akut (MCI) atau cedera akut
- Mengambil
sampel urin dalam waktu 3 jam setelah cedera akut. Spesimen urin ulang
harus diambil dalm waktu 24 jam setelah terjadi cedera (otot rangka atau
jantung)
- Hemolisis
spesimen darah
- Injeksi
intra musculus (IM) atau sehabis latihan berat.
DAFTAR PUSTAKA
Wikan, Kios.
Myoglobinuria, https://kioswikan.wordpress.com/tag/myoglobinuria/,
diakses pada tanggal 23 Maret 2014, pukul 07:54
Kesehatan, Laboratorium. 2010, Mioglobin, http://labkesehatan.blogspot.com/2010/11/mioglobin.html
, diakses pada tanggal
23 Maret 2014, pukul 07:54
History, Medicine.
Myoglobin, http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2068672-myoglobin/,
diakses tanggal 23 Maret 2014, pukul 07:55
Minggu, 23 Maret 2014
makalah Bahasa Indonesia
TENTANG
MENENTUKAN BAHAN PUSTAKA, MENENTUKAN METODE PENELITIAN dan MENYAJIKAN HASIL SERTA KESIMPULAN.
OLEH :
MAR’ATUSH
SHOLIHAH
12.131.031
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN
CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
JAWA TIMUR
2012 – 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil
alamin, atas nikmat sehat dan sempat yang Allah limpahkan kepada kami hingga
detik ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi akhir zaman. Nabi Muhammad
saw.
Hadirnya
makalah ini adalah sebagai tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. dan semoga
hadirnya makalah ini memberikan wawasan baru bagi mahasiswa/i khususnya
semester satu dan bermanfaat bagi seluruh kalangan.
Penulis,
Jombang, Desember
2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
..................................................................................... 1
KATA PENGANTAR
.................................................................................... 2
DAFTAR ISI
.................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
..................................................................................... 4
A.Latar belakang
..................................................................................... 4
B.Rumusan masalah
...................................................................................... 4
C.Tujuan ..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
...................................................................................... 5
A.Menentukan daftar pustaka
....................................................................................... 5
B. Menentuka metode penelitian
........................................................................................ 7
C.Menyajikan hasil dan kesimpulan
.......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
....................................................................................... 9
A.Kesimpulan
........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Menentukan bahan pustaka di dalam
pembuatan makalah adalah bagian pokok
pembahasan sebuah Karya Tulis
Ilmiah [KTI] untuk mengulas suatu bahan kajianmaupun kasus . jika tidak ada bahan pustaka maka tidak
terbentuklah sebuah KTI dan tentunya tidak akan memberikan ulasan.
Setelah kita menentukan bahan pustaka
selanjutnya kita menentukan metode penelityan. Bahan pustaka yang kita
temukan tidak semena – mena kita
ulaskan. tapi kita harus bisa meyakinkan audiens agar percaya akan informasi
yang kita sampaikan. Dalam KTI untuk mengulas bahan yang tepat, akurat dan berimbang kita memerluka metode
penelitian seperti terjun ke TKP dengan
mewawancara subjek dan menggunakan prinsip ‘5W1H’ .
Di akhir KTI setelah kita mengulas
metode penelitian dari bahan pustaka.
Kita dapat mengugkapkan secara padat, apa
inti dari KTI tersebut dengan menyajikan hasil dan kesimpulan.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa
pengertian bahan pustaka [teori]?
B. Apa
kegunaan bahan pustaka [teori] dalam penelitian?
C. Apa
pengertian metode penelitian ?
D. Bagaimana
cara menentukan metode penelitian?
E. Apa
pengertian hasil dan kesimpulan?
F. Bermanfaatkah
adanya kesimpulan dari sebuah KTI?
C. TUJUAN
A. Sebagai
pengetahuan bagi yang pertama kali hendak merangkai KTI.
B. Sebagai
teori dalam pembuatan KTI secara baik dan benar.
C. Untuk
wawasan bagi kalangan mahasiswa maupun
yang lainnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.MENENTUKAN BAHAN
PUSTAKA [TEORI]
1.Pengertian Bahan Pustaka [teori]
Menurut William Wiersma [1986],
bahan pustaka [teori] adalah kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan
berbagai fenomena secara sistematik.
Bahan pustaka dalam metode
penelitian sangat diperlukan sebagai landasan yang ditegakkan agar penelitian
tersebut mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba.
Adanya landasan bahan pustaka merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data.
2.Penjelasan Kepustakan
Bahan pustaka ditulis untuk
memberikan gambaran kepada pembaca mengenai hal yang telah dirintis oleh peneliti
lain untuk memberikan penekanan pentingnya permasalahan dan memberikan petunjuk
kepada pembaca.
3.Menentukan
Bahan Pustaka
Untuk menentukan bahan
pustaka yang perlu dikemukakan dalam menyusun KTI adalah sebagai berikut:
ü Bahan
pustaka harus sesuai dengan isi kajian pustaka
ü Tersedia
faktor pendukung
ü Bahan
pustaka harus sesuai dengan judul [akurat]
ü Bahan
pustaka harus terbitan mutakhir [inofatif]
B.
MENENTUKAN METODE PENELITIAN
1.Pengertian Metode penelitian
Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
yaitu:
Cara ilmiah;
Kegiatan penelitian tersebut didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan , yaitu:
- rasional (penelitian yang masuk akal),
- empiris (penelitian melalui pengamatan dan mengetahui
prosedurnya), dan
-sistematis (pengamatan dalam penelitian bersifat logis).
Data;
Data yang
didapatkan dari suatu penelitian adalah data empiris[teramati]. yang mempunyai
kriteria tertentu {valid}.
Tujuan;
Tujuan penelitian bersifat tiga macam yaitu:
-penemuan [data yang diperoleh betul-betul baru dan belum
belum diketahui],
-pembuktian [data yang diperoleh dibuktikan. Adakah suatu
keraguan tertentu ataukah
ada pengetahuan tertentu], dan
-pengembangan [memperdalam dan memperluas pengetahuan
yang ada].
Kegunaan
Penelitian dapat digunakan untuk
-memahami [memperjelas suatu masalah atau informasi yang
tidak diketahui],
-memecahkan [meminimalkan atau menghilangkan masalah]
-mengantisipasi [mengupayakan agar masalah tidak
terjadi].
2. Menentukan Metode
Penelitian.
v
Memilih masalah
Memilih
masalah bukan pekerjaan yang mudah. Diperlukan kepekatan dari calon peneliti.
Apabila sudah berpengalaman meneliti, maka masalah yang akan timbul akan segera
dilaksanakan pemenuhannya.
v
Studi pendahuluan / studi eksploratoris
Sebelum
mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti mengadakan suatu study
pendahuluan yang dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh
peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas kedudukannya.
v
Merumuskan masalah
Informasi yang
telah didapat dari studi pendahuluan akan memperjelas masalah yang akan
diteliti. Agar dapat terlaksana dengan baik maka peneliti harus merumuskan
masalah sehingga jelas dari mana harus mulai.
v
Merumuskan anggapan dasar
Yaitu sesuatu
yang diyakini kebenarannya oleh peneliti. Berfungsi sebagai hal yang dipakai
untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.
Ø
Merumuskan hipotesis
Tidak semua
penelitian menggunakan hipotesis. Hipotesis merupakan penuntut kegiatan
penelitian yang dapat mengarahkan kita tepat pada objek penelitian. Tetapi,
hipotesis masih harus dibuktikan, dites, atau diuji kebenarannya.
v
Memilih pendekatan
Merupakan
metode atau cara mengadakan penelitian. Penentuan pendekatan ini akan sangat
menentukan apa variabel atau objek penelitian yang akan ditatap, dan sekaligus
menentukan subjek penelitian atau sumber dimana kita akan memperoleh data.
v
Menentukan variabel dan sumber data
Ø
Apa yang akan diteliti?
Ø
Dari mana data diperoleh?
Kedua langkah ini harus diidentifikasikan secara jelas
agar dengan tepat dapat ditentukan apa yang akan kita gunakan untuk
mengumpulkan data.
v
Menentukan dan menyusun instrument
Setelah
diketahui pasti apa yang akan diteliti maka langkah yang segera diambil adalah
menentukan dengan apa data akan dikumpulkan.
v
Mengumpulkan data
Data yang
sudah ditentukan dari mana asal dan bagaimana caranya maka langkah berikutnya
adalah mengumpulkan data.Mangumpulkan data adalah pekerjaan yang sukar, karena
apabila diperoleh data yang salah, tentu saja kesimpulannya pun salah pula, dan
hasil penelitiannya menjadi palsu.
v
Analisis data
Dalam
manganalisis data membutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data.
Jenis data akan menuntut teknik analisis data.
v
Menarik kesimpulan
Dalam menarik
suatu kesimpulan penelitian, ia tidak boleh mengarahkan agar hipotesisnya
terbukti [jika proses hipotesis tidak terbukti].
v
Menulis laporan
Kegiatan
penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk laporan agar
hasilnya diketahui orang lain, serta prosedurnya diketahui orang lain pula
sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan penelitian tersebut.
3. Jenis-jenis Metode Penelitian.
Ø
Berdasarkan tujuan penelitian –penelitian dasar
-penelitian pengembangan [R&D]
-penelitian terapan.
Ø
Berdasarkan tingkat kealamiahan tempat penelitian –penelitian
eksperiment
-penelitian survey
-penelitian naturalistik.
Ø
Metode kuantittif
Ø
Metode kualitatif.
C.
MENYAJIKAN HASIL DAN KESIMPULAN.
Disajikannya
hasil dan kesimpulan agar pembaca yang hanya memiliki waktu sedikit, biasanya
hanya mementingkan membaca tujuan, hipotesis, hasil [kesimpulan penelitian].
Oleh karena itu, kesimpulan penelitian harus dibuat jelas, singkat, padat.
Menyajikan
hasil dalam sebuah KTI bersumber dari sebuah data. Data yang diperlukan dalam
sebuah KTI dikumpulkan kemudian disajikan atau dipaparkan. Kemudian dianalisa.
Hasil dari analisa data tersebutlah yang menjadi sebuah kesimpulan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Pembuatan KTI tak hanya sekedar menyusun tapi juga harus
memiliki teori yang memadai.
·
Gunakan bahan pustaka yang bermanfaat dan terbaru.
·
Tentukan metode penelitian yang tepat dan akurat.
·
Sajikan hasil KTI sesuai data terbaru dan fakta.
·
Simpulkan dengan bahasa yang jelas dan padat.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiono,Prof.Dr. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,Penerbit Alfa Beta, Bandung,
2008
Arikunto, Prof.Dr.Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2006
Faisal, Sanapiah, Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Usaha Nasional,
Surabaya, 1982.
Langganan:
Postingan (Atom)
CEK POSTINGAN TERBARU
REVIEW PENGOBATAN KUTU DAN SAKIT TELINGA KUCING
Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh Hi reader.. Bagaimana kabarnya? Sehat wal afiat selalu dalam lindungan allah swt Salam seja...
-
Assalamualaikum .. Kali ni saya akan membagikan sedikit patokan nilai penyakit yang banyak diidap oleh berbagai kalangan.. Ini hasil...
-
Assalamualaikum warahmatullah wabarokatuh Alhamdulillah kembali lagi di blog LaBelku (LatarBelakang) Kali ini aku akan bahas tentang macam...
-
I NFEKSI HYMENOLEPIS NANA PADA FELIS SILVESTRIS CATUS ATAU FELIS CATUS LIAR SECARA LANGSUNG DENGAN PENGECATAN EOSIN 2% I NFECTION ...