RESUME WEBINAR APRIL
TENTANG CANCER PAYUDARA
Tema
|
: Peran Bidan dan
ATLM Pada skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara "Bersinergi
Menyehatkan Negeri"
|
Tanggal
|
: 24 APRIL 2022
|
Nara sumber
|
: 1. Aryo
Prakoso, AMAK M.Si ( Peran
ATLM Pada skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara)
2. Hj. Sri Indiah, S.ST.,MM ( Peran
Bidan Pada skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara)
3. Indah Saputri, Amd.AK., S.Si (Aspek laboratorium
pemeriksaan Kanker Payudara)
|
Penyelenggara
|
: DPC PATELKI
JAKARTA (PRODIA)
|
Assalamualaium
warahmatullah wabarokatuh
Hi reader..
Bagaimana kabarnya?
Sehat wal afiat selalu
dalam lindungan allah swt
Salam sejahtera bagi
readers..
Rangkuman kali ini temanya sangat menarik dan penting
bagi kesehatan kita semua. Salah satu organ tubuh manusia yaitu payudara. Baik
laki laki maupun wanita memiliki payudara di bagian dada atas. Perbedaanya
adalah pada wanita payudara memiliki kelenjar susu yang berfungsi memberikan
nutrisi bagi bayinya. Tapi seiring waktu ketika ada faktor penyebab yang kurang
baik, payudara dapat menjadi tempat penyakit yang bisa sampai mengancam nyawa
seseoarng. Contoh, Kanker payudara (yang akan
dibahas khusus di materi kali ini) yang angka kejadiannya menurut Data
Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus
(16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk
jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus dan ini menjadi
perhatian penting bagi dunia kesehatan untuk mempromosikan pencegahan dan
penanggulangan sedini mungkin.
PERMENKES RI NO 34 TH
2015 tentang penanggulangan kanker payudara adalah program pelayanan kesehatan
masyarakat yang berkesinambungan disertai dengan pelayanan kesehatan perorangan
secara kuratif dan rehabilitatif dan paliatif yang berasal dari masing-masing
inisiatif perorangan.
Kanker payudara adalah
penyakit yang disebabkan oleh tumor ganas yang tumbuh di dalam
jaringan payudara bisa berasal dari kelenjar dan jaringan penunjang payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara. Kanker payudara dapat terjadi karena adanya
keturunan yang mengatur pertumbuhan dan deferensiasi sehingga sel ini tumbuh
dan berkembang tanpa terkendali. Faktor penyebab timbulnya kanker payudara
adalah
Bagaimana
mengetahui tanda kanker payudara? Bagaimana gejalanya?
Lalu
bagaimana cara mendeteksi kanker payudara?
Sadari dan
Sadanis perlu dilakukan setiap 1 bulan sekali pada hari ke 7 pasca periode
menstruasi berakhir. Deteksi dini
kanker payudara metode SADARI dapat dilakukan sendiri di rumah dengan cara
sebagai berikut
Pada
deteksi dini kanker payudara metode SADANIS dapat dilakukan di Puskesmas
atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mempunyai Petugas Kesehatan
terlatih dan kompeten serta memiliki sarana dan prasarana, seperti Bidan
Desa, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, Dokter, Bidan Praktek Mandiri, Rumah
Sakit dan Rumah Bersalin.
Selain
SADARI dan SADANIS metode lain yang dapat dilakukan adalah MAMMOGRAFI. Mammografi adalah tes pemindaian dengan metode foto rontgen untuk melihat gambaran kelenjar payudara dan jaringan di sekitarnya. Waktu
pemeriksaan Mammografi dapat
dilakukan 1 atau 2 tahun sekali, dimulai sejak usia 40 tahun. Mammografi juga bisa dilakukan sebelum
usia 40 tahun bagi wanita yang dinilai berisiko mengalami kanker payudara, misalnya memiliki keluarga dengan riwayat kanker
payudara.
Laboratorium
memiliki peran penting dalam melakukan pemeriksaan penunjang bagi setiap pasien
(PERMENKES N0 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK) termasuk pada pasien penderita kanker payudara. Peran ATLM khususnya dalam deteksi kanker
payudara adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, melakukan pemeriksaan
di laboratorium, meningkatkan kompetensi di bidang laboratorium dan melakukan
praktik laboratorium sesuai SOP.
Pada pemeriksaan
kasus pasien kanker khususnya kanker payudara dapat diidentifikasi dengan
banyak pemeriksaan baik melalui pemeriksaan darah, pemeriksaan biopsi dan
pemeriksaan di bidang biologi molekuler/ tes genetik (untuk melihat ada tidaknya
mutasi genetik).
Pemeriksaan labratorium kanker
payudara dengan darah sebagai prognosis dan pemantauan terapi yaitu:
1. CEA (carcinoembryonic antigen)
CEA merupakan zat penanda tumor yang
digunakan dalam pemeriksaan beberapa jenis kanker. Tes penanda tumor ini
meliputi hormonal ( estrogen dan progesterone).
Selain untuk mendeteksi penyakit kanker, pemeriksaan CEA
juga bertujuan
รผ
sebagai tes skrining
pada pasien positif kanker
รผ
untuk memantau
perkembangan hasil pengobatan
รผ
membantu menentukan
stadium kanker
รผ
dan mendeteksi
adanya sel kanker yang muncul kembali setelah pasien selesai menjalani
perawatan kanker.
2. CA 15-3 (cancer antigens 15-3 )
CA 15-3 adalah zat penanda tumor yang
digunakan untuk memantau hasil perawatan pada pasien kanker
payudara. CA (Cancer Antigen) merupakan
protein normal yang biasanya diproduksi oleh payudara. Sampel pemeriksaan adalah serum. Nilai normalnya < 25
U/ mL. Pemeriksaan ini juga meliputi hormonal ( estrogen dan progesterone).
Pemeriksaan laboratorium kanker
payudara dengan biopsi biasanya menggunakan sampel jaringan metode IHK (Imunohistokimia) dan dilakukan di laboratorium Patologi Anatomi. Jenis pemeriksaannya sebagai berikut :
1.
ER (Estrogen Receptor)
menentukan
ada tidaknya reseptor terhadap hormon estrogen pada sampel jaringan yang
diperiksa. Sampel diperoleh dengan cara pengambilan biopsi jarum halus sebelum prosedur bedah
2.
PR (Progesterone Receptor)
menentukan
ada tidaknya reseptor terhadap hormon progesteron pada sampel jaringan yang
diperiksa
3.
HER-2 (Human Epidermal growth factor Receptor 2)
menentukan
ada tidaknya reseptor terhadap human
epidermal growth factor pada sampel jaringan yang diperiksa. Reseptor ini
membantu mengendalikan perkembangan sel dengan normal dan bagaimana sel
tersebut memperbaiki diri. Pada kasus pasien kanker reserptor ini memicu sel
kanker payudara untuk tumbuh dan meyebar.
4.
Ki67
yaitu
protein nukleus yang terdapat pada seluruh permukaan selyang aktif
berproliferasi. pemeriksaan ini menentukan kecepatan pembelahan sel-sel
(seberapa agresif perkembangan sel tersebut) pada sampel jaringan yang
diperiksa. Tujuan pemeriksaan ini untuk melihat ukuran tumor yang lebih besar
dan kemungkinan kelangsungan hidup pasien. Semakin tinggi hasil Ki67
menandakan perkembangan sel kanker yang semakin agresif.
Pada kasus kanker khususnya kanker payudara sifatnya ada yang
diturunkan (herediter). Untuk mengetahui resiko penyakit berdasarkan
genetik ada jenis pemeriksaan laboratorium bidang molekuler yang melakukan
pemeriksaan mutasi genetik pada penderita kanker payudara yaitu BRCA 1 dan 2 (Breast Cancer Gene 1 and 2). Gen BRCA1 dan 2 berfungsi sebagai pelindung dari
kanker payudara dan ovarium pada perempuan, serta kanker payudara dan prostat
pada lelaki. Ketika gen-gen ini rusak terjadilah peningkatan
kecenderungan terkena kanker payudara dan ovarium. Kanker lain yang juga
dipengaruhi oleh bahaya mutasi gen BRCA ini antara lain kanker tuba falopi,
kanker peritoneal, dan kanker pankreas.
Pemeriksaan
BRCA ini bertujuan untuk identifikasi resiko individu pada suatu penyakit
tertentu sehingga
- dapat dilakukan pencegahan dan untuk mendeteksi adanya mutasi
(perubahan) Gen BRCA 1 dan 2.
- untuk memprediksi resiko perkembangan kanker
- untuk menentukan terapi yang sesuai
- untuk menidentifikasi resiko kanker pada anggota keluarga pasien
- menentukan strategi pencegahan yang tepat untuk keluarga pasien.
Sampel
pemeriksaan BRCA 1 dan 2 dilakukan dengan cara pengambilan darah. Hasil pemeriksaan BRCA dilaporkan sebagai berikut:
ร Hasil positif – hasil positif
menunjukkan bahwa Anda memiliki mutasi BRCA1 atau BRCA2 dan berisiko lebih
tinggi untuk kanker tertentu, yang mungkin juga berdampak pada anggota
keluarga. Konselor genetik Anda akan mendiskusikan apa artinya hal ini bagi
Anda dan keluarga Anda.
ร Hasil negatif – konselor genetik
Anda akan mendiskusikan hasil Anda dan apakah ini true negative,
yang berarti
Anda tidak memiliki mutasi gen BRCA1 atau BCRCA2. Hasil negatif mungkin juga
tidak pasti, karena adanya kemungkinan yang sangat rendah.
Berikut gambaran mutasi genetik pada individu yang gen BRCA mengalami mutasi
gambar sel berwarna krem (kiri) adalah gambar pembelahan sel yang normal dan gambar berwarna merah jambu (kanan) adalah pembelahan sel yang tidak terkendali.
Kurang lebih sekian rangkuman dari
webinar kali ini dari saya readers. Maaf atas segala kekurangan.
Semoga bermanfaat readers.
Baca juga halaman – halaman
saya yang lainnya readers J J
Terima kasih atas
kunjungannya
Daftar Pustaka:
1.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220202/1639254/kanker-payudaya-paling-banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan-kesehatan/
2.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-kanker-dan-kelainan-darah/gejala-kanker-payudara
3.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-kanker-dan-kelainan-darah/page/7/apa-penyebab-kanker-payudara
4.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-kanker-dan-kelainan-darah/deteksi-dini-kanker-payudara-dapat-dilakukan-dengan-sadari-dan-sadanis
5.
https://www.alodokter.com/periksa-payudara-sendiri-sadari-sebelum-terlambat
6. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._42_ttg_Praktik_Ahli_Teknologi_Laboratorium_Medik_.pdf
7.
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/breast-cancer-2
8.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/34466
9.
https://iconcancercentre.sg/id/everything-you-need-to-know-about-brca1-and-brca2/
10.
https://m.klikdokter.com/info-sehat/read/3653802/mengenal-tes-gbrca-untuk-mendeteksi-kanker