Hy readers
Baarokallah 2021
Maaf baru sempet upload bahan untuk halaman blogku
Kali ini saya akan membahas ringkasan webinar yang telah saya ikuti di 2021 ini dari sesi kuis webinar
Webinar kali ini diselenggarakan oleh
“ HIMA STIKES BORNEO CENDEKIA MEDIKA”
Pada hari Minggu, 17 Januari 2021
Dengan tema
“PERAN ATLM DALAM DIAGNOSA BIOLOGI MOLEKULER PCR COVID 19”
Selamat membaca dan semoga bermanfaat readers
Corona virus desiase 19 adalah virus baru yang merebak di akhir tahun 2019 di negri china tepatnya kota Wuhan. Tidak tersadarnya kehadiran virus baru tersebut telah menginfeksi banyak orang yang diantaranya telah melakukan perjalanan di luar kota virus itu berasal. Menyebar luasnya penyakit akibat virus ini telah menjangkiti beberapa negara. Di januari 2020 telah terjadi laporan penyakit Virus Wuhan (Covid 19) di thailand, Washington, Jepang dan Filiphin da terdapat juga laporan kasus kematian sehingga WHO menetapkan terjadinya masalah kesehatan tingkat darurat di dunia pada tanggal 31 januari 2020.
Kejadian penyakit akibat virus ini telah merebak tak terkendali ke seluruh dunia sehingga WHO menetapkan covid 19 sebagai penyakit pandemi baru pada tanggal 11 maret 2020.
Kewaspadaan terhadap penyakit covid 19 bagian bidang kesehatan menetapkan pengelompokan gejala dari seorang yang terjangkit virus tersebut untuk memudahkan langkah dan solusi yang akan diberikan. Pengelompokan tersebut diantaranya
*Kasus suspek yaitu seseorang yang memiliki salah satu dari gejala covid 19 ( batuk / flu / sesak)
* Kasus Probable yaitu seseorang yang sakit / meninggal dengan gambaran klinis jelas dari covid 19
* Kasus Konfirasi yaitu seseorang yang jelas terkena Covid 19 dari hasil pemeriksaan Laboratorium Metode PCR baik dengan atau tanpa gejala.
1 tahun Covid 19 telah menjarah seluruh Dunia, bidang kesehatan dunia mulai andil untuk menemukan obat bagi penyakit baru ini. Saat ini demi meminimalisir rantai penularan covid 19 bidang kesehatan dunia mulai mengembangkan Vaksin. Banyak sekali tahapan yang harus dilakukan oleh para ilmuwan untuk membuat vaksin, apalagi di tengah pandemi saat ini ilmuwan dituntut untuk cepat mengeluarkan vaksin dengan syarat aman dan efektif.
Awal 2021 vaksinasi telah diijinkan terbit sebagai penggunaan darurat demi memutuskan rantai penularan Covid 19, Hasil standar efikasi vaksin yang ditetapkan WHO minimal 50% maka vaksin aman untuk digunakan. di Indonesia Pemerintah telah membeli salah satu Vaksin dari China yang telah dilakukan 2 kali fase uji. Pada fase uji klinis ke 3 kini dilakukan di Indonesia tepatnya di Bandung dengan melibatkan sukarelawan individu sehat usia 18 – 59 tahun.
Efikasi adalah tingkat kemampuan vaksin dalam memberikan manfaat bagi individu yang telah dilakukan vaksinasi. Efikasi dihitung pada fase uji klinis dengan perbandingan tingkat penurunan insiden penyakit pada kelompok yang sudah divaksin dengan kelompok berkondisi sehat yang tidak divaksin. Uji vaksin dapat memiliki variasi hasil diantaranya jika dilakukan pada kelompok yang beresiko tinggi terpapar Covid 19 seperti tenaga medis dan pada kelompok yang memiliki kondisi wilayah dengan tingkat penularan yang tinggi seperti individu sehat yang tinggal di wilayah mudah terpapar covid.
Dari hasil uji klinis yang dilakukan di Bandung vaksin yang digunakan bersifat imunogenik ( mampu merangsang sistem imun), aman, stabil dari reaksi lokal atau sistemik maka vaksin tersebut efektif untuk mencegah covid 19 dengan hasil efikasi sebesar 65,3%. Dari hasil tersebut BPOM telah mengumumkan Emergency Use Authorization ( EUA ) vaksin di Indonesia.
Narasumber
· dr. Zainudin Aziz, Sp.P
· Jassanti, S.Tr.TLM