Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 18 Februari 2019

AEDES AEGEPTI DAN VIRUS (Chikungunya, DB/DBD, Zika)

AEDES AEGEPTI DAN VIRUS

Siapa Aedes aegepti dan bagaimana sifatnya?
Aedes aegypti merupakan animalia dari kelas insecta yang tergolong dari genus Aedes. Nyamuk Aedes aegepti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus. Ciri nyamuk Aedes aegepti memiliki tubuh yang lebih kecil daripada nyamuk rumah, berwarna hitam kecoklatan, tubuh dan tungkainya ditutuli sisik bergaris putih keperakan.
Nyamuk Aedes aegepti suka tinggal dilingkungan manusia. Nyamuk ini sangat menyukai tempat yang teduh dan lembab, di semak – semak, suka pakaian berwarna gelap, beristirahat di pakaian yang bergelantungan. Nyamuk Aedes aegepti akan meletakkan telur telurnya di genangan air yang bening, jernih dan tidak terusik

Apa hubungan Aedes aegepti dengan virus? Dan apa saja jenis virus yang dibawa olehnya?
Nyamuk Aedes aegepti merupakan dalang dari penularan dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus. Jenis virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegepti adalah virus chikungunya, virus DBD dan virus Zika.

Kenapa Aedes aegepti mudah membawa virus?
Nyamuk Aedes aegepti yang membawa virus adalah yang biasanya menggigit darah manusia bervirus. Jantan dan betina Aedes lebih sering nyamuk betina yang menggigit manusia dengan tujuan untuk mendapatkan asupan protein dan nutrisi lainnya yang diperlukan untuk proses pematangan telur telurnya. Nyamuk Aedes jantan hanya mengambil nutrisi makanannya melalui nektar tumbuh tumbuhan.
Jadi setelah nyamuk Aedes betina mengigit seseorang yang telah terjangkit virus DBD, virusnya akan berada di kelenjar liurnya selama 8 – 10 hari kemudian baru ditularkan melalui gigitan berikutnya pada tubuh manusia. Pada manusia virus memerlukan waktu berkembang selama 4 – 6 hari untuk kemudian menimbulkan sakit.

Sejak kapan Aedes aegepti membawa virus Chikungunya, DBD dan Zika ke Indonesia?
Epidemiologi
Chikungunya
DBD/ DHF
Zika
Masuk di Indonesia pada tahun 1973. Dilaporkan pertama kali di Samarinda kemudian menjangkit Kuala tungkal, Martapura,Ternate dan Yogyakarta pada tahun 1983. Pada tahun 1999 menjangkit Muara Enim. Menjangkit Aceh dan Bogor tahun 2001.
KLB pernah terjadi di Muara Enim, Sumatra Selatan, Aceh dan Bogor sepanjang tahun 2001.
Masuk di Indonesia pada tahun 1969. Dilaporkan pertama kali di Jakarta. Jauh hari sebelumnya, istilah DBD telah dikenal di Indonesia sejak 1779. Sampai skarang DBD memiliki sifat endemic. KLB mulai terjadi pada tahun 2007 di DKI Jakarta.
Awalnya menyerang monyet Maccaca.
Menjangkit Brazil bulan Mei 2015 dan di Jambi sudah ditemukan warga yang terjangkit virus zika pada akhir tahun 2015.

Sudah banyak kah kasus Chikungunya, DBD dan Zika di Indonesia?
Kasus Aedes aegypti
Chikungunya
DBD/ DHF
Zika
Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi, Purworejo dan Klaten Jawa tengah tahun 2002. Di tahun 1973 selain kasus pertama di Samarinda juga ada kasus di Jakarta. Sejak Januari hingga Februari 2003, kasus chikungunya dilaporkan menyerang Bolaang Mongondow, Sulut (608 Orang), Jember (154 orang ), dan bandung (208 orang ). Jumlah kasus chikungunya yang terjadi Sepanjang tahun 2001-2003 mencapai 3. 918 kasus tanpa kematian (Laras, 2005).
Pada tahun 2008 terjadi kejadian KLB chikungunya di Jawa Tengah, yang ditemukan di 98 desa/ kelurahan. Angka kejadian ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2007), ditemukan kasus KLB chikungunya di 85 desa/ kelurahan. Selain itu, terdapat 17 kabupaten di jawa tengah yang menjadi endemis chikungunya yakni Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Grobogan, Kudus Pekalongan, Kota Pekalongan, Banyumas, Banjar Negara, Purbalingga, Purworejo, Kebumen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Sragen dan Wonogiri.
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu daerah yang dinyatakan endemis chikungunya. Di tahun 2011 terjadi ditahun 2012 dan 2013 kasus turun dan naik lagi di tahun 2014. Chikungunya meningkat lagi di tahun 2016 (Dinkes Sukoharjo, 2016) berdasarkan
Data sekunder puskesmas Mojolaban pada 13 Juni 2016 menunjukkan bahwa jumlah penderita chikungunya mencapai 65 penderita. Kasus di temukan di 3 desa yakni Desa Klumprit (25 Penderita), Desa Demakan (15 Penderita) dan Desa Sapen (26 Penderita).
Pada Juli 2018 KeMenKes turut memberantas wabah chikungunya di kecamatan Limo kabupaten Depok karena telah menyerang warga Meruyung RW 05 sebanyak 70 warga. RW 06 ada 30 warga jadi total 100 warga. (republika.id)
Jumlah kasus DBD Sejak perama kali masuk ke Indonesia sampai saat ini selalu ramai dipebincangkan setiap musimnya.
Di beberapa propinsi, DBD pernah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 1998 dan 2004 yang menyebabkan 79.480 orang penderita dan 800 orang lebih meninggal (Kusriastuti,
2010).
Pada tahun-tahun selanjutnya
memang dilaporkan terjadi penurunan dalam kasus kematian tetapi perlu diketahui bahwa jumlah kasus terus bertambah. Pada tahun 2008, tercatat sebanyak 137.469 kasus dan kematian
1.187 orang. Pada 2009, sebanyak 154.855 kasus dan kematian 1.384 orang (Kusriastuti, 2010).
Pada IncidenceRate (IR) untuk setiap 100 ribu penduduk pada setiap provinsi pada 2016. Terdapat tujuh (7) provinsi memiliki IR di atas seratus atau rawan
terjadi kasus DBD. Ke-tujuh provinsi tersebut adalah Bali (484), Kalimantan Timur (306), DKI Jakarta (198.7), DI Yogyakarta (167.9), Kalimatan Utara (158.3), Sulawesi Tenggara (123.3) dan Kalimantan Selatan (101.1). IR terendah dicapai oleh propinsi Papua (11.8) dan Kalimantan Barat (12.1) (Sumber data Ditjen P2P Kemenkes RI, 2017, Sumber
gambar: Yostan Absalom Labola).
Dinas Kesehatan Tuban menyatakan pada tahun 2018 kasus DBD sebanyak 153 kasus. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 72 kasus (Surya.co.id). di Manado Dinkes mencatat sampai bulan November 2018 terdapat 7 kali kasus DBD di daerah  Bolaang Mogondow Selatan. Pada Januari 2019 sudah ada 67 kasus DBD di Sulawesi Utara dan 3 diantaranya meniggal dunia sebelumnya pada tahun 2018 telah tercatat sebanyak 1.713 kasus DB dengan meninggal dunia sebanyak 24 kasus  (TribunManado.co.id).
Setelah virus zika pada menjangkiti seorang warga Jambi akhir tahun 2015, sampai saat ini belum ada laporan kasus dari virus tersebut.
Hal ini diketahui dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) yang telah meneliti 103 sampel darah tetapi hanya ada 1 yang terjangkit virus zika. Menurut ketua LBME (Amien Soebandrio) seseorang yang pernah berkontak dengan virus zika melalui gigitan nyamuk (Aedes aegypti) tetapi orang tersebut tidak sampai terjangkit zika berarti antibodi seseorang tersebut kebal dan menjadi penangkal bagi virus yang baru masuk.  Peneliti luar negri yang pernah melakukan uji kekebalan  silang  menemukan fakta bahwa antibodi penangkal virus zika dapat terbentuk dari proteksi silang dengan virus DBD karena virus tersebut dibawa oleh nyamuk yang sama dan berasal dari gen virus yang sama yaitu flaviridae.
Inilah alasan kenapa virus zika di Indonesia hanya sedikit kasus.

Apakah ada perbedaan GEJALA dari Chikungunya, DBD dan Zika jika telah menyerang manusia?
Gejala Aedes aegypti
Chikungunya
DB/DBD/ DHF
Zika
Gejala pada anak kecil demam disertai mata memerah dan flu.
Gejala khas tiba tiba demam ( bahkan selama 5 hari) disertai rasa pegal – pegal, ngilu dan sakit pada tulang – tulang.
Pada anak yang lebih besar bias terjadi pembesaran kelenjar getah bening.
Pada orang dewasa selain nyeri yang dominan seluruh tubuh yang kaku dan lemas seperti lumpuh (biasanya disebut flu tulang).
Terkadang penderita akan merasa mual sampai muntah.
Tanda atau gejala DB tidak spesifik (khusus). Gejala yang terjadi yaitu hanya nyeri kepala, atau nyeri perut hebat disekitar ulu hati, ditandai dengan demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari; pendarahan diatesis seperti uji tourniquet positif, trombositopenia dengan jumlah trombosit <150 .000="" akibat="" dan="" darah.="" kebocoran="" pembuluh="" peningkatan="" permeabilitas="" plasma="" span="">
Terdapat 4 tahapan derajat keparahan DBD yaitu derajat I dengan tanda terdapat
demam disertai gejala tidak khas dan uji torniket  positif, derajat II yaitu derajat I ditambah ada perdarahan spontan di kulit
atau perdarahan lain, derajat III yang ditandai adanya kegagalan sirkulasi yaitu
nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi
yaitu sistolik menurun sampai <80 akral="" berat="" dan="" dengan="" derajat="" di="" dingin="" ditandai="" gelisah="" iv="" kulit="" lembab="" mmhg="" mulut="" pasen="" sekitar="" serta="" sianosis="" span="" syok="" tampak="" yang="">
(profound shock) yaitu nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
gejala khas adalah mata tampak merah meradang (konjungtivitis) dikarenakan peradangan selaput mata ole virus
tetapi gejala awal yang nampak setelah terserang virusnya tidak berbeda dengan DBD, penderita akan mengalami demam selama seminggu disertai nyeri kepala, nyeri sekujur otot dan sendi.

Bagaimana DIAGNOSA dari Chikungunya, DBD dan Zika?
Diagnose
Chikungunya
DBD/ DHF
Zika
Setelah mengetahui gejala klinis, dokter akan memastikan dengan Melakukan pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan serum netralisasi (uji serum yang sering digunakan untuk mendeteksi antibodi antigen), pemeriksaan IgG/IgM anti chikungunya dan pemeriksaan Hi (haemaglutinasi inhibisi dimana adanya aglutinasi menandakan kehadiran virus yang dideteksi), enzyme-linked assay immunosorbent (ELISA) dan polymerase chain reactions (PCR).
Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akan meminta melakukan pemeriksaan laboratorium yang sangat diperlukan seperti:
pemeriksaan darah lengkap meliputi hemoglobin, hematokrit dan jumlah trombosit
Pemeriksaan imunoserologi meliputi IgG dan IgM Dengue.
Selain pemeriksaan laboratorium dokter akan meminta pemeriksaan USG.
dokter akan meminta melakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan virus RT- PCR.

Bagaimana PENGOBATAN Chikungunya, DBD dan Zika?
Pengobatan
Chikungunya
DBD/ DHF
Zika
Pengobatan yang diberikan bisanya meliputi:
ü  Pengobatan suportif
ü  Analgesik
ü  Infus ( bila diperlukan)

NOTE:
Belum ada vaksin
Persiapan obat-obatan meliputi:
·         Antipiretik
·         Antikonvulsan
·         Antibiotik
·         Kortkosteroid ( untuk kasus khusus)
·         Infus ( bila diperlukan)
·         Oksigen

NOTE:
Belum ada vaksin
Cukup beristirahat di tempat tidur, pemberian infuse, obat antipanas-antinyeri,
Ø  Belum ada vaksin untuk pencegahan virus zika



Adakah DAMPAK yang ditimbulkan oleh ketiga virus ini?
Epidemiologi
Chikungunya
DBD/ DHF
Zika
Berdampak kelumpuhan sementara, Nyeri berkelanjutan walau telah sembuh dari demam. Komplikasi dapat terjadi diantaranya komplikasi Sindrom Guillain-Barre yaitu melemahkan system saraf tepi (Syaraf anggota gerak tubuh), Retinitis (Radang retina mata) dan Miokarditis (Radang otot Jantung). 
Dapat mengakibatan kematian pada kasus perdarahan akibat kebocoran plasma dan penurunan tekan darah yang drastic.
Dampak buruk pada ibu hamil yang terjangkit virus zika adalah dapat menyebabkan kecacatan kepala (mikrocefalus) dan otak pada janin.
Pada kasus lainnya dapat muncul komplikasi Sindrom Guillain-Barre yaitu melemahkan system saraf tepi (Syaraf anggota gerak tubuh) dan sekelomok gangguan autoimun lainnya.

Bagaimana cara PENCEGAHAN agar tidak tertular virus virus tersebut?
Upaya pencegahan 3 penyakit virus yang bersumber dari nyamuk yag sama adalah  penting bagi masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin, menggunakan obat/lotion anti nyamuk pada jam jam saat nyamuk menggigit ( pukul 09.00 – 10.00, dan 16.00 – 17.00), melakukan abatisasi (memberi obat abate dalam bak mandi), tidur dalam kelambu, pasang kawat anti nyamuk, yang paling utama adalah 3M (Menguras bak mandi atau membuang air tergenang, Mengubur barang yang tidak terpakai dan Menutup air air yang terbuka) karena ini adalah upaya dini dalam menjaga kebersihan yang sangat dekat dan ada disekitar kita setiap hari guna memutus rantai perkembang biakan nyamuk, terakhir fogging (tetapi saat ini nyamuk telah kebal dari dosis obat semprot).

Daftar pustaka:
1.      Hendrawan nadesul, dr. 2016. Kiat Mengalahkan Demam Berdarah dan Virus Zika. Kompas, Jakarta
2.      Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Alfabeta, Bandung
3.      Agustine dan Eram. 2017. Analisis Faktor Intrinsik Dan Ekstrinsik Kejadian Penyakit Chikungunya. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
4.      Labola, Yostan A. 2018. Daerah Rawan Kasus Demam Berdarah di Indonesia. https://www.researchgate.net/publication/322714675_Daerah_Rawan_Kasus_Demam_Berdarah_di_Indonesia
5.       Subangkit dan Maha, Masri Sembiring. 2014. Manifestasi Klinis Infeksi Virus Chikungunya pada Kejadian Luar Biasa di Indonesia. https://media.neliti.com/media/publications/75680-ID-manifestasi-klinis-infeksi-virus-chikung.pdf
6.      Halodoc. 2018. 3 Alasan Bahaya Chikungunya. https://www.halodoc.BahayaChikungunya.com
7.      Marianti,dr. 2018. Chikungunya. Https://www.alodokter.Chikungunya.com

CEK POSTINGAN TERBARU

REVIEW PENGOBATAN KUTU DAN SAKIT TELINGA KUCING

Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh  Hi reader.. Bagaimana kabarnya? Sehat wal afiat selalu dalam lindungan allah swt Salam seja...